JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Aktris Nirina Zubir mengaku tak gentar menghadapi berbagai tudingan yang dilontarkan Riri Khasmita melalui kuasa hukumnya ke publik. Menurutnya tudingan Riri Khasmita itu hanya angin lalu.
Pasalnya Nirina mengklaim memiliki bukti konkret untuk membantah deretan tudingan tersebut. Dia tak takut lantaran selama ini dia selalu menyampaikan fakta yang ada.
"Jadi enggak ada takut atau apa. Buat saya sikahkan, mau ngaduin apa, mau bikin apalagi juga hayo, yang penting asal benar aja," ujar Nirina Zubir saat ditemui di kawasan Petamburan, Jakarta Barat, Jumat (26/11/2021), malam.
Nirina Zubir mengatakan hal tersebut bukanlah masalah besar baginya.
Alih-alih membeberkan di media, bintang film Paranoia itu menyarankan tim Rara Khasmita untuk menyampaikan bukti konkret atas segala tuduhan pada pihak penyidik.
"Buat saya sih sekarang kayak gini-gini tuh enggak dianggap masalah. Tinggal dibuktikan aja," terang Nirina Zubir.
Nirina menegaskan dirinya enggan ambil pusing dengan tudingan Riri Khasmita. Saat ini Nirina Zubir memilih fokus selidiki keterlibatan oknum pejabat pada kasus mafia tanah yang dilaporkannya.
Artis kelahiran Madagaskar itu mengungkapkan dirinya dibantu pihak kepolisian tengah menyelidiki dugaan adanya oknum lain selain lima tersangka yang telah ditahan.
"Buat saya, fokus saya, saat ini masih ingin melihat kaki-kaki tangan yang lainnya lagi. Jadi kalau ada kerikil-kerikil kecil kayak gini, yaudah," katanya.
Diketahui, keluarga Nirina Zubir menjadi korban penipuan mafia tanah senilai Rp17 Miliar. Adapun pelakunya diduga yakni Asisten Rumah Tangga (ART) ibunda Nirina Zubir, Riri Khasmita.
Terdapat enam sertifikat lahan milik Ibu Nirina Zubir yang digelapkan oleh Riri Khasmita. Adapun enam sertifikat tersebut terdiri dari dua tanah kosong dan empat lahan bangunan.
Dua lahan kosong sudah dijual dan telah dibangun oleh Riri. Sementara empat lahan bangunan lainnya terdaftar sebagai agunan bank.
Bintang film My Heart itu telah melaporkan kasus ini ke pihak Polda Metro Jaya atas nama sang kakak, Fadhlan Karim. Laporan ini tercatat dalam nomor LP/B/2844/VI/SPKT/PMJ, 3 Juni 2021.
Tiga dari lima tersangka penipuan mafia tanah ini melibatkan pihak PPAT. Diduga bertugas membantu kelancaran pemalsuan surat.
Kekinian lima tersangka telah ditahan di Polda Metro Jaya. Para tersangka disangkakan Pasal 263, 264, 266, dan 372 KUHP tentang penipuan dan pemalsuan dokumen. (cr07)