ADVERTISEMENT

PAN Gabung Kubu Jokowi Setelah Dua Kali Kalah Dukung Prabowo, Zulkifli Hasan: Yang Penting Kokoh Dalam Persatuan!

Selasa, 26 Oktober 2021 09:18 WIB

Share
Ketua PAN, Zulkifli Hasan (Foto: Syaiful Amri/Publiktanggamus.com)
Ketua PAN, Zulkifli Hasan (Foto: Syaiful Amri/Publiktanggamus.com)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Lebih lanjut Zulhas juga membantah bahwa pemerintahan yang dibangun Jokowi dan Ma’ruf Amin tidak berpihak ke ajaran Islam.

Hal itu karena dinilainya saat ini pemerintahan sudah banyak diisi oleh orang-orang yang sangat islami.

"Bahkan Pak Prabowo yang sudah bergabung, didukung oleh para ulama dulu, termasuk didukung FPI, sudah gabung juga kan, Sandiaga Uno juga bergabung," imbuhnya.

Sebelumnya Zulkifli Hasan juga sudah memberikan penjelasan rinci terkat alasan mengapa pihaknya kini memutuskan untuk bergabung dengan koalisi paemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Langkah yang dibuat oleh PAN memang banyak menuai pertanyaan besar dari publik, pasalnya sejak lama partai tersebut memilih untuk selalu berseberangan dengan Jokowi.

Menurut Zulkifli Hasan, pihaknya sudah dua kali dalam Pemilihan Presiden (Pilpres), yakni 2014 dan 2019 selalu berseberangan dengan Jokowi. Namun, di dua kesempatan itu mereka selalu kalah dari kubu oposisi.

Hal tersebut diucapkan oleh Zulfikli Hasan dalam video di kanal YouTube Karni Ilyas Club berjudul ‘KENAPA PAN AKHIRNYA MASUK KOALISI JOKOWI!? DIJANJIKAN KURSI MENTERI!? - KARNI ILYAS CLUB’ yang diunggah pada Jumat (10/9/2021).

“PAN ini kan sudah dua kali berseberangan dekan Pak Jokowi, periode pertama kan Prabowo-Hatta, kita kalah Bang Karni. Kedua kita mendukung Prabowo lagi, kita kalah juga gitu,” kata Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 2014-2019 itu.

“Nah kemudian Capres kita, Wapres kita bergabung ke Pak Jokowi yang notabene kita tidak mendukung pada waktu Pilpres. Nah oleh karena itu di PAN terjadi diskusi yang panjang sampai kita adakan Kongres,” sambungnya.

Setelah itu Zulkifli Hasan mulai melihat situasi serta kondisi keadaan berbangsa di Indonesia saat ini sudah social distrust akibat adanya dua kali Pilpres.

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT