JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Kesaksian pihak keamanan setempat saat masuk dan ikut mengevakuasi bocah umur 3 tahun berinisial J, yang menemani mayat neneknya Olly Jehosuna Tampi (64) selama 4 hari di dalam rumah di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara sangat menyesakan dada.
Pasalnya, kondisi tubuh si bocah Balita tersebut sangat kuat meski selama 4 hari tidak makan dan minum di samping mayat neneknya yang berada di dalam kamar rumah yang berlokasi di Jalan Gambir Anom 2, RT 06 RW 06, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading.
Komandan Regu Keamanan (Satpam) RW06, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Supandi, yang turut mengevakuasi si Balita dan mayat neneknya pada Kamis (30/9/2021) pun ikut memberi kesaksian.
Saat pintu rumah yang terkunci dari dalam berhasil didobrak petugas kepolisian, Supandi menyaksikan si bocah keluar dari kamar tempat jasad neneknya terkapar dengan berjalan sempoyongan serta wajah yang sangat pucat.
Kemudian bocah tiga tahun tersebut tanpa busana berdiri di depan kamar sambil memegang erat kusen pintu.
Seolah kusen pintu tersebut sebagai penopang tubuhnya agar tetap tegak berdiri.
Tubuh si balita juga terlihat lebih kurus dan dibokongnya dipenuhi kotoran bekas hajatnya.
"Bocah itu keluar dari kamar si nenek itu. Dia nggandul di pintunya. Seolah olah itu rasa ketakutan, trauma soalnya fisiknya juga udah lemah," ucap Supandi.
Sementara si bocah dievakuasi oleh warga, Supandi menengok seisi rumah.
Saat itu kipas angin dan lampu dalam keadaan menyala.
Selain itu, didapati pintu kulkas dalam kondisi terbuka yang di dalamnya hanya ada sebotol air putih yang masih tertutup rapat.
Supandi mengira, pintu kulkas dibuka oleh si balita yang lapar mencari makanan.
"Ada kulkas yang kebuka ya, kemungkinan itu berantakannya karena akibat dari bocah ini karena laper," ujarnya.
Melihat ke sudut ruangan lain, dari dapur hingga kamar tidak ditemui bekas makan ataupun sekedar bungkus cemilan.
Hanya terlihat mangkuk kotor bekas makanan yang sudah kering.
"Di situ ada seperti mangkok ya kan tapi kan sudah kering seperti itu," tuturnya.
Dari situ Supandi menyimpulkan, selama 4 hari menemani jasad neneknya di dalam rumah yang terkunci rapat, si bocah tiga tahun tersebut tidak makan dan minum.
Melihat kenyataan tersebut, Supandi tak mampu menahan rasa sedih yang menyesakkan dada.
Supandi pun ke luar rumah untuk menengok si Balita yang sudah dievakuasi oleh warga untuk dibersihkan tubuhnya.
Supandi melihat bocah tersebut dengan cepat meneguk air kemasan yang diberikan oleh warga.
Menahan dahaga selama 4 hari, air mineral dalam kemasan gelas, langsung kering disedot si balita tersebut.
"Saya cenderung rasanya tuh lebih nyesek di sini, nyesek gimana kalau kejadian itu sama keluarga saya sendiri, saya nggak bisa ngomong apa-apa," ujarnya dengan nada suara bergetar.
Ia melihat kekuasaan Tuhan ada di depannya.
Di mana anak usia 3 tahun sanggup bertahan hidup tanpa makan dan minum selama 4 hari menemani jasad neneknya.
"Kuasa Tuhan kali sih ya, kalau itu kuasa tuhan gitu. Ada yang kuat ada yang nggak tapi kebetulan dia kuasa tuhan kuat," ucapnya.
Setelah dibersihkan diberi minum oleh warga, balita tersebut langsung dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading untuk menjalani perawatan medis.
Adapun, semasa hidup, Almarhum Olly yang merupakan seorang janda hanya tinggal berdua bersama cucunya.
Adapun, anak perempuan semata wayang yang merupakan ibu dari bocah balita tersebut, telah mendahuluinya menghadap yang kuasa pada Agustus 2020 lalu.
Sementara, suami dari anak perempuan korban alias bapak si bocah malang tersebut, saat ini tinggal di luar negeri. (yono)