TANGERANG, POSKOTA.CO.ID - Menyoal dugaan adanya peredaran narkotika di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Tangerang akui sulit untuk membendung itu.
Hal tersebut dikarenakan sulitnya birokrasi yang ada.
Lapas dianggap menjadi kawasan privasi yang sulit untuk diakses pihak manapun.
Apalagi untuk melakukan inspeksi mendadak juga diperlukan ijin khusus.
Demikian diungkapkan oleh Kepala BNN Kota Tangerang, Satrya Ika Putra.
Sejauh ini pihaknya belum mendapat temuan terkait peredaran narkoba di penjara yang ada di Kota Tangerang.
"Kita memang belum temukan, karena menjangkau Lapas (Lembaga Permasyarakatan) itu memang suatu hal yang sulit karena itu ranahnya rumah orang, jadi kalo tidak betul-betul jelas gak mungkin, penyidik juga tidak bisa," ujarnya, Kamis (23/9/2021).
Sidak di penjara kata Satrya memang beresiko tinggi.
Hal ini tidak dapat langsung dilakukan begitu saja.
Dia menceritakan saat melakukan sidak di Lapas Bengkulu pada 2016 lalu.
Pada sidak kala itu pihaknya menyita 200 handphone milik narapidana.
Namun, setelah itu, terjadi kebakaran Lapas Bengkulu yang menewaskan 6 narapidana.
"Pulang setelah itu rutan terbakar di Bengkulu tuh, waktu itu meninggal 6 orang kalo gak salah tuh, terbakar. Karena mereka terusik, masalah perut kan pak Kapolres patah tangannya itu dipukul kayu," ungkapnya.
"Kita masuk susah. Karena mengusik masalah perut ini agak sulit , memang ada penolakan dari mereka," tambah Satrya.
Video Viral Kerajaan Angling Dharma di Pandeglang, Kini Pihaknya Mengklarifikasi. (yuotube/poskota tv)
Selain itu BNN Kota Tangerang kata Satrya juga kekurangan petugas.
Di BNN Kota Tangerang saat ini hanya terdapat 28 Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Enggak bisa, kita gak bisa sendiri yang jelas saya gak punya dukunga personel. Karena saya punya ASN aja cuma 28 orang itu," pungkasnya. (muhammad iqbal)