BERPERILAKU luhur dengan selalu mengutamakan ke baikan bersama. Lebih ku rang itulah arti dari nama Boedi Oetomo (Budi Utomo). Pada tanggal 20 Mei 1908, R. Soetomo beserta Soeraji Tirtonegoro, Gunawan Mangoen koesoemo, RM Goembrek dan 5 pemuda lain nya mendirikan organisasi modern pertama Budi Utomo.
Kelahiran organisasi tersebut, yang tidak lepas dari peran penggagasnya yaitu Dr. Wa hidin Soedirohoesodo, merupakan tonggak sejarah kebangkitan nasional Indonesia dan menjadi pelopor berdirinya organisasi modern yang lain.
Budi Utomo didirikan dengan tujuan mencerdaskan bangsa, membangun karakter bangsa serta sumber daya manusia yang berbudaya dan tangguh secara sosial dan ekonomi tanpa membedakan gender, suku, ras dan agama.
Hal ini dirasa perlu agar masyarakat saat itu tidak mudah diadu-domba oleh penjajah kolonial. Dengan didirikannya Budi Utomo telah membangun rasa nasionalisme dalam diri para pemuda untuk bersatu melawan penjajahan masa itu melalui pendidikan dan kebudayaan.

Perjuangan para pemuda Budi Utomo saat itu masih sangat relevan dengan perjuangan kita saat ini. Walaupun bangsa Indonesia sudah merdeka hampir 76 tahun, secara tidak kita sadari penjajahan secara modern sedang kita alami. Penjajahan secara modern ini terjadi pada sektor ekonomi dan budaya.
Bahkan penjajahan dengan infiltrasi pemikiran pun secara tak kasat mata sedang terjadi. Untuk mengatasi penjajahan modern ekonomi, perlu adanya kemandirian yang dimulai dari ketahanan pangan, ketahanan industri kesehatan, kemampuan industri pertahanan yang mumpuni dan juga ketahanan energi dalam negeri.
Artinya bangsa ini harus bisa mensupply sendiri semua kebutuhan dasar bahan pangan dan alatalat kesehatan beserta obat-obatan, mampu memproduksi sendiri alutsista berteknologi tinggi dan juga mempunyai road map strategi yang jelas dalam penggunaan sumber daya alam tanpa harus bergantung pada negara lain.
Peran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang dibentuk oleh Presiden Jokowi bulan lalu, dimana Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri juga duduk sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN, sangatlah penting.
BRIN melalui riset dan inovasi terobosan muktahir yang didasari oleh ideologi Pancasila diharapkan mampu melakukan percepatan kemandirian pangan, kesehatan, pertahanan dan energi untuk kemaslahatan bangsa.
Untuk menyikapi penjajahan modern pada sektor budaya dan infiltrasi pemikiran, seiring dengan kemajuan teknologi dan informasi yang tidak dapat kita bendung, peran keluarga dalam melestarikan kearifan budaya lokal Nusantara sangatlah krusial.
Keluarga adalah benteng awal, terdepan dan utama untuk menyaring budaya luar yang tidak sesuai dengan nilai luhur budaya kita. Selain keluarga,
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan juga harus terus turut andil dengan penerapan kurikulum pelajaran sejarah bangsa Indonesia dan juga pemahaman ideologi bangsa Pancasila yang berkelanjutan.
Hari Kamis lalu adalah tepat 113 tahun berdirinya Budi Utomo yang selalu kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Sudahkah kita mewujudkan cita-cita para leluhur dan pendahulu kita yaitu suatu bangsa yang berbudaya Nusantara, berdikari, adil, makmur dan sejahtera dalam koridor Bhinneka Tunggal Ika?
Saya sangat berharap momen Kebangkitan Nasional ini bisa kita jadikan pemecut untuk introspeksi dan bangkit melawan kemiskinan. Kita juga harus bangkit melawan budaya dan pemikiran yang tidak sesuai dengan ideologi Pancasila seperti halnya radikalisme dan korupsi yang sudah merajalela.
Sebagai negara maritim terbesar dan agraris kedua terbesar di dunia yang kaya akan sumber daya alam, kita harus optimis bahwa kita bisa menjadi bangsa yang besar, makmur dan sejahtera secara adil.
Ini semua dapat kita capai bila kita mampu mengolah sumber daya alam tersebut dengan baik dan benar untuk segenap rakyat Indonesia, disertai dengan pembangunan sumber daya manusia yang handal, tangguh dan berbudaya Nusantara.
Bangsa kita bisa bangkit menjadi bangsa yang maju bila kita dengan sungguh-sungguh menjadikan Pancasila sebagai landasan dalam semua aspek pembangunan Indonesia dan juga landasan kehidupan berbangsa dan bernegara. (Azisoko)