ADVERTISEMENT

Saat Suami Pilih Pisah Rumah, Bini Membawa PIL ke Ranjang 

Selasa, 15 Juni 2021 07:30 WIB

Share
Ilustrasi Nah Ini Dia Saat Suami Pilih Pisah Rumah Bini Membawa PIL ke Ranjang. (ucha)
Ilustrasi Nah Ini Dia Saat Suami Pilih Pisah Rumah Bini Membawa PIL ke Ranjang. (ucha)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Ini kisah paling nekad di Jambi. Munakib, (30), yang kecewa istrinya punya PIL, sengaja tidur di kebunnya selama berbulan-bulan. Tapi Saniah, (30), tak nyadar sedang diembargo suami. Justru dia makin bebas bawa Yusron, (33), ke ranjangnya. Munakib pun kalap, Yusro ditusuk mati saat nonton orang ngadu ayam.

Orang pendiam perilakunya susah ditebak. Tapi pendiam karena politik tak sama dengan pendiam karena memang karakter dari sononya. Prabowo misalnya, dia mendadak jadi pendiam sejak jadi Menhan, karena takut banyak rahasia kementriannya bocor. Dan pendiam karena karakter, dia bisa berbuat di luar dugaan, bikin orang terkecoh. Tapi ketika orang-orang sadar apa yang terjadi, nyawa kadung melayang.

Munakib warga Nilo Dingin, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin (Jambi) termasuk salah satu orang yang pendiam. Mungkin dia punya motto: diam itu emas. Jadi ada masalah apa saja, disikapi dengan diam seribu basa. Padahal dalam agama (Islam), melihat kemungkaran malah diam tanpa mau mengubah dengan tangan, itu selemah-lemahnya iman.

Untung Munakib ini bukan pejabat, jadi tak pernah dapat pertanyaan wartawan atau diminta RDP di DPR. Saniah sebagai istrinya, sebetulnya kurang suka akan perilaku Munakib yang pendiam itu. Sebab rumahtangga jadi terasa dingin. Munakib tak pernah cerita tentang suasana hatinya. Jika ada orang ngomong, dia hanya mengiyakan saja, tak pernah ambil inisiatip untuk memulai pembicaraan.

Karena sikap suaminya tersebut, dia jadi terpikat pada seorang lelaki bernama Yusron, yang sifatnya beda 180 drajat dengan suami. Lelaki satu ini sangat ramah, banyak bicara, ahli menata kata. Saniah tambah simpati karena Yusron ternyata seiman dan sangat santun. “Orang kayak dia kalau Nyagub pasti menang tuh....” batin Saniah.

Saking simpatinya, ngobrol di WA bersama Yosron  bisa tahan berlama-lama sampai bibir ndower. Persis ibu-ibu penggila sinetron “Ikatan Cinta”, suami tak digubris ketika sedang asyik nonton kiprah Arya Saloka – Amanda Manopo di layar kaca. Yang membuat Munakib sakit hati, telpon sama cowok ketahuan suami kok jalan terus. Maka Munakib pun ambil kesimpulan, Saniah hati dan jiwanya sudah berpaling ke lelaki lain.

Tanpa tanya tanpa klarifikasi, Munakib sejak itu memilih tidur di gubuk dalam kebunnya. Tak pernah lagi kembali ke rumah. Maksudnya, agar Saniah yang datang ke kebun dan klarifikasi, kenapa kok tak pernah pulang. Ternyata istri juga tak bersikap, ya sudah......Munakib makin memantapkan diri tidur terus di kebun ditemani suara belalang dan jengkerik di malam hari, krik krik krikkkk.......erekkk erekkk erekkkk........

Agaknya Saniah memang malah merasa beruntung tak pernah dikontrol dan diawasi suami. Maka Yusron teman WA-nan itu diundang ke rumahnya. Awalnya sekedar ngobrol ngalor-ngidul, tapi lama-lama pindah ke kamar dan tidur seranjang. Ujung-ujungnya, “aset” pribadi untuk Munakib suaminya diserahkan dan dibiarkan dinikmati oleh Yusron. Tentu saja Yusron menikmati dengan penuh penghayatan, sampai merem melek, begitu juga Saniah.

Lama-lama tetangga ada yang tahu dan kemudian meminta Munakib kembali ke rumah, agar kedaulatan rumahtangganya tak diambil alih pihak lain. Tapi Munakib bergeming. Tapi diam-diam dia mengasah golok, meski Lebaran Haji masih jauh. Begitu ketajamannya mencapi “pitung penyukur” (baca: tajam sekali), dia lalu mencari-cari Yusron. Di rumahnya tak ditemukan, tapi ada informasi orangnya sedang nonton orang ngadu ayam. Ke sanalah kemudian Munakib dengan sejuta dendamnya.

Di kala Yusron keasyikan melihat dua ayam berlaga, Munakib menyeruak masuk dan langsung menusukkan goloknya ke lambung lelaki penggoda istrinya tersebut. Langsung Yusron ambruk, dan penonton adu ayam bubar. Korban dilarikan ke RS terdekat, tapi tak tertolong sedangkan Munakib yang tadinya hendak kabur, berhasil dibujuk keluarga untuk menyerah saja pada polisi. Dengan diantar keluarga Munakib diserahkan ke Polsek Lembah Masurai.

Halaman

ADVERTISEMENT

Editor: Guruh Nara Persada
Contributor: -
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT