Oleh: Marullah Matali, Sekda DKI Jakarta.
BAGAIMANA orang bangga dengan keturunannya, sedangkan seluruh manusia dari Adam dan Hawa asalnya. Bagaimana pula ia bangga dengan nasabnya, padahal mereka semua tercipta dari tanah pada mulanya.
Hati adalah raja yang berkuasa sedangkan anggota badan adalah para menterinya. Kebijakan apa yang akan dilakukan raja, sangat dipengaruhi oleh para penasihatnya.
Setiap manusia mencari kebahagiaan, namun tak banyak yang tahu kemana harus berjalan. Andai mereka tenggelam dalam mencintai Tuhan, pasti tak akan ada lagi pertanyaan.
Kebahagiaan itu tempatnya di hati, karena itu untuk meraihnya tak perlu pergi-pergi. Cobalah engkau duduk dalam sunyi, lalu sebut dan serulah ilahi.
Tak perlu engkau berlari, karena Tuhan lebih dekat dari urat nadi. Tetapi jangan berdiam diri, sebab Dia senang dicari.
Seberat apapun yang engkau kerjakan, tak kan sebanding dengan kemurahan Tuhan. Bukankah tanpa meminta engkau diciptakan?
Kalau bukan karena fitnah Fir’aun, Musa tak akan ada nilainya. Kalau bukan karena fitnah Namrudz, Ibrohim tak kan berkibar namanya, sungguh kemuliaan seseorang sangat tergantung seberapa besar ujian yang diterimanya dan seberapa kuat ia menghadapinya
Terima saja apa yang ditentukan Tuhan untukmu, karena hanya Dia yang tahu apa yang patut menyertaimu. Bukankah Dia yang menciptakanmu?
Air yang ada di tubuh akan keluar pula, hanya tinggal mau lewat mana engkau menyalurkannya, begitulah setiap doa pasti ada gunanya, entah dalam bentuk apa Tuhan mengabulkannya. (*)