Oleh : Sekretaris Daerah DKI Marullah Matali
TIDAK semua orang memiliki martabat yang tinggi dan mulia. Di dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebut tidak bermartabat ini seperti binatang ternak yang sangat rendah dan hina, bahkan lebih rendah dari itu. Sebenarnya setiap manusia punya potensi yang sama menjadi bermartabat dan memiliki akhlak mulia.
Oleh karena itu, setiap kita harus berusaha untuk menjadi manusia yang utama. Rasulullah saw bersabda, Afdholunnaasi mu’minun yujaahidu fi i sabiilillaahi binafsihii wamaalihii tsumma mu’minun fi i sya’bin minasy syi’aabi yattaqillaaha wayad’unnaasa min syarrihi.
“Seutama utama manusia adalah orang yang beriman yang berjuang di jalan Allah dengan jiwa dan harta bendanya, kemudian orang yang beriman yang berada dalam suatu golongan dari berba gai golongan yang selalu bertakwa kepada Allah dana meninggalkan orang banyak dari hal kejahatannya.” (HR. Bukhori).
Dari hadis di atas, Rasululloh SAW menyebutkan tiga ciri manusia utama :
1.Berjuang di jalan Allah.
Islam bukan hanya untuk dilaksanakan secara pribadi, tetapi juga dalam kehidupan masyarakat dan bangsa bahkan dunia.
Jihad di jalan Allah bukan bunuh diri, bukan ngebom rumah ibadah, tapi Jihad itu menggunakan seluruh daya untuk mencapai sesuatu yang luhur. Jadi jihad tidak mesti dalam bentuk perang.
Bahkan kalau kita buka alqur’an sejak nabi di mekah, sebelum nabi hijrah ke madinah. wajaahidhum bihii jihadan kabiro (QS. Al Furqon) berjihadlah melawan para pendurhaka dengan jihad yang besar dengan nilai nilai Al-Qur’an. Bukan dengan pedang, tidak pernah upaya meyakinkan orang tentang kebenaran agama dengan kekerasan.
2.Mau berjamaah dengan orang yang bertakwa.
Kemuliaan manusia terletak pada ketakwaannya. Firman Allah : “Sungguh yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa” (QS. Al Hujurot: 13 ) Firman Allah yang lain: “Wahai orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang orang yang benar. (At Taubah: 119).