Baca Juga: Penjelasan Mengenai Hukum Gosok Gigi atau Bersiwak Saat Puasa Ramadhan
Perbedaan Pendapat Ulama tentang Niat Puasa
Dalam fikih Islam, terdapat dua pendapat utama mengenai niat puasa Ramadhan, yaitu niat yang dilakukan setiap hari dan niat yang cukup dilakukan sekali untuk sebulan penuh.
1. Niat Puasa Ramadhan Setiap Hari
Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa niat puasa Ramadhan harus dilakukan setiap malam sebelum puasa dimulai.
Artinya, setiap Muslim yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan wajib membaca niatnya setiap malam sebelum terbit fajar.
Hal ini karena dalam pandangan Mazhab Syafi'i, setiap hari dalam bulan Ramadhan merupakan ibadah puasa yang terpisah, sehingga harus diawali dengan niat baru setiap malam.
Bacaan Niat Puasa Ramadhan Setiap Hari
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma ghadin ‘an adā’i fardhi syahri ramadhāna hadzihis-sanati lillāhi ta’ālā.
Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban bulan Ramadan tahun ini karena Allah Ta’ala”.
2. Niat Puasa Ramadhan Sekali untuk Sebulan Penuh
Sementara, Mazhab Maliki memiliki pandangan yang berbeda. Menurut mazhab ini, niat puasa cukup dilakukan sekali di awal bulan Ramadan untuk sebulan penuh.
Artinya, seorang Muslim yang sudah berniat di malam pertama Ramadhan tidak perlu mengulang niat setiap malamnya.
Pendapat ini didasarkan pada kemudahan bagi mereka yang sering lupa atau ketiduran sehingga terlewat membaca niat sebelum fajar.
Dengan niat sekali di awal Ramadan, seseorang tetap dapat menjalankan puasanya tanpa perlu khawatir batal karena lupa membaca niat.
Bacaan Niat Puasa Ramadhan Sebulan Penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى
Latin: Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala.