Sementara itu, warga bernama Abdul, 38 tahun, mengatakan, pemerintah seharusnya sudah secara total untuk menyiapkan pengobatan yang memadai bagi masyarakat.
"Perlu direnungkan lagi pemerintah, kok bisa (BPJS) enggak meng-cover 100 persen, sedangkan kami sebagai warga selalu membayar tiap bulannya," katanya.
Di samping tidak melayani semua penyakit, layanan BPJS belum optimal. Abdul mencontohkan, saat hendak rawat inap, penentuan kamarnya begitu memakan waktu.
Baca Juga: Perhatikan! BPJS Kesehatan Tidak Menanggung 21 Penyakit Ini pada 2025
"Proses penangannya agak lambat dan terkadang untuk mendapatkan kamar pasien sama agak lambat juga," ucap Abdul.
Nantinya, ia berharap BPJS tidak membeda-bedakan pasien yang datang untuk mendapatkan pengobatan.
"Kalau bisa jangan dibeda-bedakan pelayanan untuk pasien BPJS dengan yang bayar mandiri atau tunai," ujarnya.
Menurutnya, jika warga disarankan menggunakan asuran swastan, iurannya diharapkan setara dengan BPJS supaya tidak memberatkan kantong.