Yohan melanjutkan, Bendungan Ciawi dan Sukamahi diharapkan dapat mereduksi dari 464 juta meter kubik menjadi 318 juta meter kubik.
Kemudian ditengah kawasan Jakarta tepatnya di Kecamatan Jatinegara, telah dibangun sodetan Ciliwung sepanjang 1.268 meter, yang dapat mengalirkan debit air hingga 60 meter kubik per detik dari Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur dan Kali Cipinang.
"Diharapkan infrastruktur ini dapat efekif mengurangi tinggi dan durasi genangan banjir pada area seluas 107 hektar," jelasnya.
Selain itu, Pemprov Jakarta juga telah memiliki Saringan Sampah Ciliwung di kawasan Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Saringan sampah dinilai efektif menahan sampah yang didominasi dengan sampah batang pohon kayu dan bambu agar tidak sampai ke pusat kota Jakarta hingga ke lautan.
"Bukan hanya efektif dalam menyaring sampah, Saringan Sampah Ciliwung juga bekerja sebagai pengolahan sampah yang hasilnya dapat menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara bernama refuse derived fuel (RDF)," jelas Yohan.
Upaya lain yang dilakukan diantaranya yaitu melakukan pengerukan lumpur yang dilakukan Dinas SDA untuk mengurangi sedimentasi lumpur sebagai upaya antisipasi banjir jika debit air hujan tinggi.
Selain itu, Yohan menyampaikan BPBD Jakarta juga masih melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk menghadai bencana Hidrometeorologi. Saat ini pelaksanaan OMC masih dirapatkan.
"Untuk pelaksanaan OMC masih dirapatian di tingkat Provinsi," jelasnya.
Disamping itu, Yohan memastikan pengecekan sarana dan prasarana infrastruktur pengendalian bencana yang ada juga intens dilakukan petugas di lapangan.
"BPBD Jakarta mengecek kesiapan elemen pendukung penanganan bencana yang telah didistribusikan BPBD ke kantor-kantor kelurahan seperti tenda, velbed, perahu PE, dayung, pelampung, dan lain-lain," ucap Yohan.
Dia menambahkan, dilaksanakan juga simulasi pendirian tenda yang melibatkan personil PPSU Kelurahan dan unsur-unsur lainnya.