Sukartini Djojohadikusumo, Wanita 104 Tahun yang Berani Ceramahi Prabowo: Noblesse Oblige - Bagian I

Jumat 14 Jul 2023, 06:00 WIB
Prabowo saat sungkem ke Sukartini Silitonga Djojohadikusumo. Foto: Dok Sukartini.

Prabowo saat sungkem ke Sukartini Silitonga Djojohadikusumo. Foto: Dok Sukartini.

Menurut Vinda, pengkayaan humanistik ibunya banyak dibentuk oleh kualitas pendidikan yang dia kenyam sejak bangku sekolah hingga kuliah di luar negeri.

Sosok Pendidik Masyhur

Saat perang dunia pecah, Tien memilih kembali ke Indonesia. Sekembalinya ke Tanah Air, Tien langsung mulai bekerja dan mengawali karir di Kementerian Luar Negeri.

"Karena kemampuan bahasa asingnya yang sangat baik, Ibu langsung bekerja di Kemenlu," kata Vinda.

Setelah mengabdi beberapa waktu di Kemenlu, jiwa pendidik Sukartini muncul. Dia lantas memilih menjadi seorang dosen di Universitas Indonesia. Adapun mata kuliah yang diajarkannya, yakni Bahasa Inggris.

Beliau juga sempat mengajar di sejumlah lembaga pendidikan, mulai dari Akademi Perniagaan Indonesia (API), Trisakti, hingga memberikan sejumlah les privat untuk bidang bahasa.

Tien lalu menikah dengan Maruli Silitonga. Dari sanalah asal-usul Silitonga turut disematkan pada nama tengahnya. Dari pernikahan itu, mereka dikaruniai dua orang anak, Mora Dharma dan Mitra Vinda.

Tien menikah dengan dengan Maruli Silitonga, dan dikaruniai anak bernama Mora Dharma dan Mitra Vinda. Foto: Dok Sukartini kepada Poskota.

Suami Sukartini, Maruli Silitonga dahulu bertugas di Kantor Sekretariat Negara (Setneg) era Soeharto. Pada tahun 1992, Maruli Silitonga kemudian wafat di usia 64 tahun. Sejak itu Tien menjanda.

Tien selalu mengisi waktu dengan mendidik. Bahkan dia terus menjadi dosen sampai usianya 80 tahun. "Ibu saya terakhir mengajar sebagai dosen di usia 80 tahunan. Jadi memang dia banyak mengabdikan diri sebagai pendidik," katanya.

Walau gemar politik, semasa hidup, Sukartini tak aktif di partai. Termasuk di Partai Sosialis Indonesia (PSI) pimpinan Sutan Sjahrir dan kakaknya Sumitro. Ketika remaja, dia disebut hanya menjadi kader biasa.

Tien tercatat pernah menulis beberapa buku-buku pendidikan. Buku-buku itu ditulis untuk kebutuhan kuliah. Dia juga kerap menulis tentang dewa-dewa Yunani, Mitologi Yunani, metodologi bahasa Inggris, Panta Rhei, dan sejumlah buku yang juga ditulis oleh temannya, namun berdasarkan buah pemikiran beliau.

Sukartini bersama adiknya Miniati dan sang ayah Margono Djojohadikusumo di Eropa. Foto: Dok Sukartini kepada Poskota.

News Update