ADVERTISEMENT
Jumat, 28 April 2023 10:08 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Firman Soebagyo mengatakan pertemuan anggota Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) Kamis malam belum bisa memutuskan secara resmi figur capres yang akan didukung di Pilpres 2024.
"Capres KIB belum diputuskannya walau Golkar telah memutuskan Airlangga sebagai capres melalui Munas dan PPP mencalonkan Ganjar Pranowo sebagai capres. Nanti akan ada pertemuan lanjutan untuk membahasnya lebih lanjut," ungkap Firman Soebagyo, Jumat (28/4/2023)
Sebelumnya, Ketua umum partai yang tergabung dalam KIB yakni Golkar, PAN, dan PPP bertemu di kediaman Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto pada Kamis malam (27/4/2023). Pertemuan itu untuk membahas capres dan cawapres.
Menurut Firman, belum adanya capres dari KIB sebagai bentuk komitmen dan keseriusan KIB bahwa untuk mencalonkan capres - cawapres harus hati-hati karena harus benar-benar orang yang tepat untuk memimpin bangsa dan negara ini 5 tahun kedepan.
Baginya, untuk calon presiden-cawapres tidak sekedar ditentukan faktor popularitas tetapi juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan faktor lain seperti rekam jejak capres dan cawapres dan itu jauh lebih penting disamping kapasitas, kapabilitas dan integritas calon tersebut.
Kenapa ini menjadi penting, Firman berpandangan, bahwa kalau popularitas seseorang itu bisa dibentuk dan bisa dibangun melalui lembaga-lembaga survei dan konsultan politik dan itu tidak berbanding lurus dengan track record capres dan cawapres dalam keberhasilan melaksanakan tugas yang diembannya selama ini.
"Oleh karena itu, menentukan capres cawapres harus lebih mengedepankan rekam jejak daripada popularitas seseorang," katanya.
Anggota DPR dari Dapil Jateng 3 ini bilang kedepan tantangan presiden dan wapres terpilih akan semakin berat dalam menghadapi tantangan gejolak ekonomi global yang semakin sulit. Oleh karena itu, keberhasilan capres cawapres harus lebih terukur.
"Bagaimana kalau orang yang gagal memimpin daerah atau wilayahnya kemudian akan diberikan kepercayaan yang lebih besar memimpin Indonesia yang lebih kompliketet ini," ucapnya dengan nada balik bertanya.
Jadi, sikap kehati-hatian KIB belum menentukan capres pada saat ini menunjukan sikap kehati-hatian dalam bersikap dan bertindak karena keputusan yang akan diambil akan dipertanggung jawabkan kepada rakyat Indonesia yang akan memilihnya dan ketika rakyat memilih yang salah, maka akan mengalami kerugian besar karena akan kehilangan waktu 5 tahun kedepan.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT