JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Ketua Umum (Ketum) Partai Nasdem Surya Paloh sungkan untuk meminta jatah menteri ke Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto meski sudah memberikan dukungan.
Pengamat Politik, Selamat Ginting menilai hal tersebut lumrah lantaran dalam hal ini Surya Paloh merupakan king maker koalisi perubahan.
"Yang memang berhadap-hadapan dengan Prabowo dari Koalisi Indonesia Maju, jadi kurang elok juga kalau menyatakan secara langsung," katanya saat dikonfirmasi wartawan.
Ginting menilai bahwa secara eksplisit Surya Paloh tidak akan mengungkapkan untuk meminta jatah menteri. Namun secara implisit itu bisa saja terjadi.
Hal itu terlihat pada saat Surya Paloh menyambut Ketum Partai Gerindra tersebut di Menara Nasdem dengan karpet merah.
"Sementara ketika ada Anies, kan Anies lewat pintu samping atau pintu belakang, belum lagi kemarin pada saat pembubaran koalisi perubahan Surya Paloh tidak hadir," kata dia.
"Nah ini Nasdem ini kan jelas dia adalah partai yang pragmatis dimana pun juga yang diincar adalah kekuasaan," tuturnya.
Ginting menuturkan bahwa upaya Surya Paloh untuk memenangkan Anies dalam koalisi perubahan saat pemilihan presiden (pilpres) kemarin hanyalah coba-coba.
"Tapi setelah Anies tidak menang, ya dia harus realistis juga harus tetap merapat ke kekuasaan," ucapnya.
Belum lagi, tambah Ginting, sebelumnya ada Partai Demokrat yang bergabung ke koalisi perubahan, namun harus hengkang setelah Surya Paloh menjalin komunikasi politik dengan PKB.
"Dan jangan lupa kalau Nasdem itu tidak masuk di dalam koalisi pemerintah ini bisa membahayakan karena posisi Surya Paloh sebagai king maker gitu kan," kata Ginting.