JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Seorang bocah laki-laki bernama Attarizz Abqory berusia 2 tahun 11 bulan dinyatakan meninggal dunia pada Jumat 23 September 2022 silam. Dia meninggal usai mengidap penyakit ginjal akut.
Setelah menjalani empat kali cuci darah, anak yang seharusnya tumbuh kembang dengan ceria itu ternyata tidak bisa bertahan hidup.
Ayah almarhum, Iing Syaputra mengatakan, awalnya anak ketiganya itu mengalami batuk hingga pilek pada awal September 2022. Sampai pada tanggal 5 September, demam anaknya itu tak kunjung sembuh kemudian di bawa ke Puskesmas.
"Setelah sampai di Puskesmas dikasih obat biasa paracetamol batuk pilek. Paracetamol sirup," ujarnya kepada Poskota.co.id saat ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Minggu (23/10/2022).
Setelah tiga hari diberikan paracetamol sirup, dengan harapan demam anaknya turun, ternyata justru cenderung semakin parah.
Istri Iing kemudian kembali membawa anaknya ke Puskesmas. Di sana, almarhum sempat dilakukan cek darah dan dirontgen. Setelah itu dokter memberikan pilihan apakah mau dirujuk atau diberikan obat saja.
Saat itu, Iing dan istri sepakat bahwa anaknya agar diberikan obat saja dan kembali melakukan perawatan di rumah. Saat itu anakanya diberikan obat antibiotik dalam bentuk sirup. Sore harinya, anaknya mengalami sesak nafas.
"Akhirnya kita milih dikasih obat dikasih lah antibiotik sirup. Setelah itu sorenya sesak nafas. Sesak nafas sampai malam dia gak bisa tidur, sampai pagi," jelas Iing.
Anaknya saat itu rewel. Bahkan sampai siang hari, sesak nafasnya terlihat semakin parah sampai tidak mau makan. Akhirnya, Iing dan istri membawa anaknya ke IGD Permata Hijau.
"Di sana dicek darahnya juga terus di rontgen. Akhirnya indikasi ada di infeksi paru-paru sama penurunan fungsi ginjal. Nah akhirnya setelah itu langsung dirujuk malam itu juga ke RSCM. Setelah sampai di RSCM masuk ke IGD dicek ulang. Abis itu anak saya langsung dimasukin ke PICU. Picu itu ICU khusus anak-anak," imbuhnya.
Iing menjelaskan, di ruang PICU, sang anak sempat dikasih obat perangsang buang air kecil selama satu hari. Sebab saat itu anaknya ada masalah dalam buang air kecil, sehingga harus diberikan obat.
"Akhirnya diputusin sama dokter cuci darah pertama. Sampai berlanjut cuci darah kedua itu agak mendingan agak membaik, setelah itu pindah ke ruang rawat inap," beber Iing.
Anaknya sempat menjalani perawatan di ruang rawat inap selama dua hari. Namun ternyata kondisi anaknya kembali drop. Bahkan cenderung semakin parah.
Dokter pun langsung memutuskan untuk kembali melakukan curi darah yang ketiga. Saat itu kondisi sang anak dalam keadaan tidak sadar saat melakukan cuci darah ketiga.
Bahkan, jantung dan paru-paru sang anak saat itu sempat berhenti. Dokter pun melakukan tindakan dengan melakukan picu jantung dan memasukkan selang ke paru-paru untuk memompa paru-paru sang anak.
"Setelah itu ada cuci darah ke empat, dalam keadaan gak sadar juga, setelah itu menurun aja kondisinya, makin memburuk sampai akhirnya Jumat (23 September 2022) jam 2 siang meninggal," ungkap Iing.
Menurut Iing, dokter sempat menyatakan bahwa sang anak terserang penyakit ginjal akut. Namun ginjal akut yang diderita sang anak belum diketahui penyebabnya.
"Dokter sempet bilang itu AKI (gagal ginjal akut), enjuri buat ginjal akut. Cuma memang belum diketahui yang ini tuh belum ketahuan. Kalo gagal ginjal biasa kan ketahuan karena apa," ungkap Iing.
Kejadian yang menimpa anak ketiganya itu membuat Iing dan istri drop. Bahkan Iing dan istri sangat merasa kehilangan, terlebih anaknya yang akan menginjak usia 3 tahun itu terserang penyakit yang tidak wajar.
"Cukup menyesakkan. Yang namanya anak kita sedang lucu-lucunya, sedang berkembang tiba-tiba gak ada (meninggal) dengan sakit yang tidak diketahui, ya kehilangan banget," pungkasnya.