Thaw Nandar Aung

Internasional

Ratu Kecantikan Myanmar Dapat Suaka Dari Kanada

Sabtu 01 Okt 2022, 10:00 WIB

KANADA, POSKOTA.CO.ID - Model fesyen Myanmar takut ditangkap junta militer negaranya jika dia dipaksa pulang dari pengasingan.

Namun dia telah tiba di Kanada yang katanya telah memberinya suaka.

Wakil Komisaris Biro Imigrasi Thailand Archayon Kraithong menyebutkan Thaw Nandar Aung, juga dikenal sebagai Han Lay, berangkat dengan penerbangan dari Bandara Suvarnabhumi Bangkok pada Rabu pagi.

Thaw Nandar Aung mengatakan dia telah tiba di Kanada dan berterima kasih para penggemarnya atas dukungan mereka. Hal ini Nampak dalam pesan di halaman Facebook pada Kamis pagi (29/9/2022).

Thaw Nandar Aung mengatakan kepada Radio Free Asia bahwa pada hari Selasa dia menuju ke Kanada usai diberi suaka politik di sana. Ini karena bantuan Badan Urusan Pengungsi PBB dan Kedutaan Besar Kanada di Thailand.

“Semuanya terjadi begitu cepat dan saya hanya punya beberapa potong pakaian. Jadi saya harus mengikuti apa yang mereka rencanakan untuk saya,'' katanya.

Dia melanjutkan,“Saya membicarakan mengenai Myanmar ke mana pun saya pergi. Saya telah berbicara kepada media tentang negara saya selama saya tinggal di Thailand.”

“Karena Kanada adalah tempat yang aman bagi saya, saya akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berbicara tentang masalah ini. Seperti yang anda tahu, ada komunitas Myanmar yang besar di Kanada. Jadi saya yakin saya bisa melanjutkan perjuangan untuk Myanmar dengan bantuan mereka,'' imbuhnya.

Panggilan telepon Associated Press ke Kedutaan Besar Kanada untuk meminta komentar tidak segera dibalas.

Thaw Nandar Aung terjebak di bandara Bangkok setelah pihak berwenang Thailand menolaknya masuk ketika dia tiba pada 21 September dari perjalanan singkat ke Vietnam. Dia telah tinggal di Thailand tetapi harus keluar masuk negara tersebut untuk memperpanjang masa tinggalnya.

Dia bertemu dengan perwakilan badan urusan pengungsi PBB saat berada di bandara dalam upaya menghindari pemulangan ke Myanmar.

Orang-orang yang ditolak masuk ke Thailand biasanya dideportasi ke titik keberangkatan terakhir mereka tetapi badan PBB tersebut mengingatkan bahwa ia kemungkinan akan ditangkap di Vietnam dan kemudian dipulangkan ke Myanmar.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand mengatakan Thaw Nandar Aung ditolak masuk ke Thailand karena masalah dengan dokumen perjalanannya.

Thaw Nandar Aung mengecam penguasa militer negaranya tahun lalu di panggung kontes kecantikan Miss Grand International yang diadakan di Bangkok.

Dia menuduh militer mementingkan diri sendiri dan menyalahgunakan kekuasaan mereka karena menggunakan kekuatan mematikan sewaktu berusaha meredam protes damai dan meminta bantuan internasional untuk negaranya.

Militer Myanmar merebut kekuasaan pada Februari 2021 dari pemerintah terpilih yang dimotori Aung San Suu Kyi.

Di samping itu menindak keras oposisi. Para kritikus, termasuk aktor dan pesohor lainnya, telah ditangkap dengan tuduhan yang memungkinkan mereka dikenai hukuman tiga tahun penjara hingga hukuman mati.

Pihak berwenang pada bulan Juli mengeksekusi empat aktivis yang dituduh terlibat dengan kegiatan teroris dan para ahli PBB menggambarkan kekerasan di negara itu sebagai perang saudara.

Human Rights Watch (HRW) yang berbasis di New York menuduh pemerintah militer Myanmar mencabut paspor Thaw Nandar Aung dan menjadikannya korban tindakan politik yang disengaja oleh junta untuk membuatnya tidak memiliki kewarganegaraan ketika ia terbang kembali dari Vietnam ke Thailand. Taktik serupa sering juga digunakan militer untuk melawan kritikus-kritikus lainnya.

“Tidak ada keraguan bahwa apa yang terjadi adalah jebakan untuk mencoba memaksa Han Lay kembali ke Myanmar, di mana dia akan menghadapi penangkapan segera, kemungkinan pelecehan dalam penahanan, dan pemenjaraan,'' kata Wakil Direktur Divisi Asia HRW Phil Robertson dalam pernyataan yang dikirim melalui email.

“Untungnya dia mendapat saran bagus untuk tetap tinggal di bandara dan menunggu perlindungan yang dibutuhkan. Ini adalah kemenangan untuk hak dan perlindungan pengungsi,” tegas Phil Robertson. ***

Tags:
Hak Asasi ManusiaMyanmarkanadaSuakaJunta MiliterMiliter MyanmarAung San Suu KyiHRWham

Reporter

Administrator

Editor