Rupanya, situasi memanas ketika polisi itu tak bisa menunjukkan surat perintah dari atasannya untuk melakukan penggeledahan. Keduanya pun saling bentak.
"Mana surat perintahnya!? mana?!" ujar bapak itu ngotot. "Ada!" jawab si pria polisi dengan mata mendelik.
Nggak mau kalah, bapak itu ikut membentak polisi itu.
"Mana!?" tanyanya lagi. "Hah! Saudara kerja di polisi! Siapa nama Anda! Ayo Kita prosedural kita baik-baik, mana surat perintahnya?" tanyanya lagi.
Tak lama kemudian, datang satu pria berkaos coklat dan bertopi hitam. Diduga, pria yang juga polisi itu menjadi atasan polisi pertama yang berdebat dengan bapak itu.
"Sampeyan nggak usah tanya!" bentak polisi bertopi itu. "Lho, saya punya hak!" jawab bapak itu dengan suara keras.
"Ya oke, di kantor," jawab pria bertopi itu. "Ngapain di kantor, di sini saja. Mana surat perintahnya!" bapak itu tak mau kalah gertak.
"Saya Setyo," kata polisi bertopi itu. "Jangan menghalang-halangi ya. Kami menyidik ya!" ujarnya.
"Suratnya mana?! Surat perintah penyidikannya mana!? Saya ingin prosedural! jawab si perekam. Rupanya, oknum polisi itu pun tak bisa menunjukkan surat perintah dari atasannya untuk melakukan penyidikan dan penggeledahan di tempat tersebut.
"Kita ketemu di kantor ya," kata polisi itu, tapi tak bisa menunjukkan surat perintahnya.
"Anda polisi, Anda tau undang-undang ya!" jawab bapak berkopiah itu.
Oknum polisi itu pun langsung pergi membawa anak tertuduh tanpa membawa surat perintah dari atasannya.