ADVERTISEMENT

Milisi Kashmir Beraksi Menyasar Minoritas Hindu

Rabu, 31 Agustus 2022 10:00 WIB

Share
Kashmir (Ilustrasi)
Kashmir (Ilustrasi)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Pembunuhan ini menyebabkan 200 ribu warga Pandit meninggalkan rumah mereka dan bermukim di beberapa bagian India. Termasuk Divisi Jammu dari wilayah yang disengketakan itu.

Politisi Ghulam Hassan Mir mengatakan,"Milisi pada dasarnya tidak berpegang pada agama dan prinsip apapun. Mereka ingin menciptakan dan mempertahankan kesenjangan antara warga Kashmir dan etnis lain di negara itu."

India pada 2004 mengumumkan kebijakan baru untuk migran Pandit. Ratusan orang dipekerjakan oleh pemerintah dan kembali ke semenanjung Kashmir.

Mereka diberikan apartemen di kamp-kamp transit di bawah pengamanan ketat yang mendorong lebih banyak warga Pandit kembali ke kawasan itu.

Namun situasi memburuk setelah 2019. Menyusul keputusan pemerintahan BJP yang dipimpin Narendra Modi untuk mencabut otonomi Kashmir.

Pembunuhan pegawai pemerintah Rahul Bhat di kantornya di distrik Budgam Kashmir pada 2021 mendorong banyak keluarga Pandit berusaha lari. Namun mereka distop dan ditahan di kamp-kamp transit oleh polisi setempat.

Analis Noor Ahmad Baba menuturkan,"Ada kepentingan pribadi yang tidak menginginkan perdamaian sesuai persyaratan yang diberlakukan pemerintah India di Kashmir.”

“Mereka mencoba untuk membatalkan itu dan itu menjadi tantangan bagi pemerintah untuk menghadapinya," tambahnya.

Para anggota komunitas Pandit meyakini melabeli mereka sebagai agen India dan Muslim dan sebagai pendukung Pakistan adalah akar dari situasi sekarang di semenanjung Kashmir yang harus diatasi secara individu dan kolektif.

Mereka juga meyakini bahwa komunitas yang mayoritas harus bersuara dan menekankan ajaran Islam yang menjaga keamanan minoritas.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Ignatius Dwiana
Editor: Ignatius Dwiana
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT