Alina Kabaeva, Diduga Pacar Vladimir Putin Sehingga Jadi Incaran Sanksi Barat<br>

Sabtu 07 Mei 2022, 17:00 WIB
Vladimir Putin dan Alina Kabaeva

Vladimir Putin dan Alina Kabaeva

POSKOTA.CO.ID - Uni Eropa menghujani Rusia dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kini seorang politisi sekaligus bos media dan mantan pesenam Olimpiade Alina Kabaeva turut diincar.

Dia diduga kekasih sekaligus ibu dari beberapa anak Presiden Vladimir Putin.

Uni Eropa dan negara-negara Barat sejak perang Ukraina menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi dan keuangan kepada orang-orang yang selama ini dianggap mendapat manfaat dari kedekatan mereka dengan Presiden Rusia itu.

AS dan Inggris pada bulan lalu memberlakukan sanksi terhadap Maria Vorontsova, 36 tahun, dan Katerina Tikhonova, 35 tahun. Mereka adalah anak-anak Vladimir Putin dari mantan istrinya, Lyudmila.

Dikutip dari BBC, Alina Kabaeva dikabarkan telah meninggalkan Rusia meskipun keberadaannya sudah diketahui. Namun dia kemungkinan telah merasa sudah diincar.

Sebuah petisi online pada bulan Maret menuntut dia diusir dari kediamannya di Swiss.

Sejumlah sumber telah mengonfirmasi bahwa dia ada di daftar individu terbaru yang akan dikenai sanksi Uni Eropa.

Menurut AFP, dia turut diincar sanksi karena perannya dalam menyebarkan propaganda Kremlin dan karena berhubungan erat dengan Putin yang berusia 69 tahun.

Draf dokumen itu tidak menyebutkan Alina Kabaeva sebagai pasangan Vladimir Putin. Uni Eropa belum secara resmi menandatangani proposal tersebut. 

Pemimpin Rusia itu selama ini sangat tertutup. Dia cenderung mengabaikan pertanyaan tentang kehidupan pribadinya.

Dia pun pernah secara eksplisit menyangkal hubungannya dengan Alina Kabaeva.

Pada 2008, surat kabar Moskovsky Korrespondent melaporkan bahwa Vladimir Putin saat itu berencana menceraikan istrinya Lyudmila dan melangsungkan perkawinan dengan Alina Kabaeva. Kedua pihak membantah kabar tersebut.

Tidak lama kemudian pihak berwenang menutup surat kabar itu. Namun Vladimir Putin dan Lyudmila mengumumkan perceraian mereka lima tahun kemudian.

Saat Vladimir Putin menyangkal hubungannya dengan Alina Kabaeva, perempuan tersebut saat itu sedang beralih dari statusnya sebagai atlet senam ritmik yang sukses untuk menjadi politisi.

Alina Kabaeva di puncak kariernya sebagai atlet diklaim termasuk pesenam terbaik di dunia.

Dia memiliki gerakan khas dalam senam ritmik yang akhirnya disebut sesuai dengan namanya dan merupakan pesenam terkemuka Rusia yang mendominasi cabang olahraga itu.

Rusia selalu menang medali emas dari cabang senam perempuan selama Olimpiade 2000 hingga 2016.

Alina Kabaeva lahir pada 1983. Dia mulai menggeluti senam ritmik saat berusia empat tahun.

"Saya sempat tidak bisa mempercayai dengan mata saya sendiri ketika pertama kali melihatnya. Gadis itu memiliki kombinasi langka yang menjadi kualitas penting dalam senam ritmik yaitu fleksibilitas dan kelincahan,” ucap pelatihnya Irina Viner.

Alina Kabaeva pada akhirnya berjuluk "Perempuan Paling Lentur di Rusia". Dia membuat debut internasionalnya pada tahun 1996 dan secara mengejutkan jadi pemenang dalam Kejuaraan Eropa 1998.

Pada Olimpiade Sydney 2000, dia melakukan kesalahan yang tidak biasa saat bertanding dengan dengan hula hoop. Benda itu lepas dari genggamannya dan berguling di lantai sehingga hanya mendapat medali perunggu.

Empat tahun kemudian, di Olimpiade Athena, dia tampil lebih baik dan memenangkan medali emas untuk Rusia.

Alina Kabaeva ketika pension telah memenangkan 18 medali Kejuaraan Dunia dan 25 medali Eropa selain prestasinya di beberapa Olimpiade.

Seperti para atlet Rusia lainnya, dia pun tidak luput dari noda doping, sehingga harus melepaskan beberapa medalinya di sebuah kejuaraan pada 2001 setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang.

Dia lalu pindah ke dunia politik dan berhasil meraih kursi di majelis rendah parlemen Rusia selama 2007-2014 dengan Partai Rusia Bersatu yang berkuasa.

Pada tahun 2014 dia memimpin National Media Group, yang memiliki saham utama di hampir semua media massa milik pemerintah Rusia.

Media-media itu terus-menerus menyiarkan pesan pro Kremlin atas perang di Ukraina. Mereka dengan menuduh Ukraina menembaki kota-kota mereka sendiri dan mengklaim pasukan Rusia sebagai pihak pembebas.

Posisi strategis yang dijabat Alina Kabaeva itu melambungkan statusnya sebagai perempuan kaya raya. Berdasarkan bocoran sebuah dokumen, dia berpenghasilan sekitar $ 12 juta setahun (Rp 174 miliar).

Tidak diketahui pasti kapan dia dan Putin pertama kali bertemu. Tetapi ini bukan hal yang aneh bagi seorang juara Olimpiade untuk bertemu dengan presiden negaranya.

Ada foto mereka berdua pada 2001. Vladimir Putin ketika itu menganugerahinya Bintang Persahabatan. Ini termasuk penghargaan tertinggi Rusia kepada warganya.

Ada desas-desus bahwa mereka berdua telah dikaruniai anak meskipun muncul laporan bervariasi soal berapa jumlahnya.

Media Swiss melaporkan Alina Kabaeva melahirkan seorang anak laki-laki pada 2015 di klinik eksklusif di dekat Danau Lugano dan anak laki-laki berikutnya di tempat yang sama pada 2019.

Namun surat kabar The Sunday Times dan Wall Street Journal mengatakan dia memiliki anak kembar pada 2019 di Moskow meskipun kedua media itu tidak sama dalam melaporkan berapa banyak anak yang sudah dia miliki.

Kremlin membantah laporan-laporan tersebut. Kembali pada 2015, seorang Juru Bicara mengatakan,"Informasi soal kelahiran seorang bayi dari Vladimir Putin adalah tidak benar.”

Ini sejalan dengan sifat Vladimir Putin yang tertutup. Dia tidak pernah menyebut nama anak-anaknya dari Lyudmila di depan umum. Selain mengatakan dia memiliki dua anak perempuan yang sudah dewasa sehingga spekulasi terus berlanjut.

Alina Kabaeva langsung menjadi sorotan media sejak muncul laporan hubungannya dengan Vladimir Putin. Sebuah sampul majalah Vogue pada tahun 2011 menunjukkan dia mengenakan gaun emas mahal dari sebuah rumah mode Prancis, Balmain. Dia juga menjadi pembawa obor di Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi.

Alina Kabaeva pada bulan April muncul di festival senam junior di Moskow. Dia menepis anggapan bahwa sedang bersembunyi. Alina Kabaeva di acara itu memuji kampanye militer Rusia di Ukraina. Beberapa media pun mengabarkan dia saat itu mengenakan cincin kawin.

Ada seruan agar dia turut dijatuhi sanksi sejak perang Ukraina dimulai.

Surat kabar Wall Street Journal mengabarkan AS masih enggan memberikan sanksi kepada Alina Kabaeva karena khawatir akan dianggap sebagai pukulan yang sangat pribadi bagi Vladimir Putin sehingga dapat meningkatkan ketegangan lebih lanjut.

Namun Alina Kabaeva Kabaeva bukan berarti langsung aman dari ancaman sanksi.

Gedung Putih pada April lalu telah ditanya mengapa dia tidak masuk daftar sanksi. Gedung Putih pun melontarkan jawaban.

"Tidak ada yang aman dari ancaman sanksi," jawab Juru Bicara Presiden Joe Biden. ***

Berita Terkait
News Update