“BRO, lo udah bayar iuran belum?” tanya Yudi kepada rekannya di sela maksi di warteg langganan.
“Iuran apa? Arisan beli sapi,” tanya pelanggan warteg yang dipanggil bro.
“Itu urunan untuk membangun IKN baru,” tambah Yudi menjelaskan.
Orang yang dipanggil bro tadi mengatakan boro-boro urunan IKN, talang rumah bocor sudah sebulan saja belum bisa memperbaiki. Dana yang tersedia, lebih diprioritaskan untuk kebutuhan sehari-hari, apalagi biaya hidup semakin membengkak karena kenaikan harga sembako.
“Kalau saya sebagai rakyat kecil berharap, kalau diadakan urunan, alangkah indahnya urunan untuk membantu rakyat miskin yang sekarang ini lagi susah,” kata Heri, rekan Yudi.
Dapat dikatakan rakyat miskin, saat sekarang, apalagi jelang bulan Puasa, lebih butuh sembako. Bahwa, IKN yang sudah menjadi keputusan pemerintah dipindah ke Kalimantan Timur, dan segera dibangun infrastrukturnya, itu juga keputusan negara.
Kita tahu, diperkirakan untuk membangun IKN baru dibutuhkan dana sekitar Rp466 triliun. Skema pendanaan berasal dari ABBN, kerja sama dengan badan usaha dan swasta. Belakangan diwacanakan sebagian bersumber dari urun dana (crowdfunding) dari warga masyarakat.
Itu sah-sah saja. Para pengamat menilai, urun dana ini akan lebih cocok untuk proyek sosial, bukan mega proyek infrastruktur membangun IKN. Lagi pula, rakyat sedang tertekan akibat meningkatnya pengeluaran, menyusul kenaikan harga barang jelang puasa. Belum lagi nanti momen puasa menjelang Lebaran.
Lihat juga video “Ngeri! Perempuan Bermotor Nekat Tabrak SPKT Polres Siantar, Begini Kondisinya.” (youtube/poskota tv)
Yang dibutuhkan rakyat sekarang adalah terpenuhinya sembako dengan harga sangat terjangkau. Harga stabil, barang mudah didapat.
Sejak awal pemerintah telah mengumumkan kepada publik bahwa pendanaan pembangunan IKN tidak akan membebani APBN. Tetapi hendaknya, tidak pula pada akhirnya membebani warga. (jokles)