ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“BU, dengar-dengar mau ganti gorden?” tanya Yudi kepada ibu pemilik Warteg langganannya.
“Wah.. jangan sebar gosip dong mas. Gorden gini saja sudah bagus, mau ganti seperti apa lagi,” kata si ibu. “Kalau gordennya bagus, malah mas bisa lama-lama di sini, saya yang rugi dong..” canda si bu.
“Iya., siapa tahu mau Lebaran, ganti gorden baru biar keren” tambah Yudi.
“Yang mau ganti gorden itu anggota dewan, mas ,” kata si ibu.
“Ibu tahu aja,” kata Yudi.
“Iya tahulah, dari baca koran Poskota.,” kata si ibu. “Saya kan pembaca setia Poskota, sejak kakek nenek saya dulu.”
“Yang penting bukan gordennya, tapi menu dan rasa masakannya,” kata si bro, pelanggan lain. “Dan, boleh ngutang duluan..”
Yah, soal ganti gorden rumah dinas anggota DPR, memang lagi banyak dibicarakan. Bukan soal anggarannya yang lumayan besar mencapai Rp48,7 miliar untuk mengganti gorden 505 unit rumah dinas anggota dewan.
Per unit rumah plus pajak dianggarkan sekitar Rp90 juta.
Yang lebih menjadi sorotan, penggantian gorden untuk saat ini tidaklah tepat karena dapat melukai hati rakyat yang lagi terjerat akibat kenaikan harga sembako di tengah situasi masih pandemi.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT