Obrolan Warteg: Setelah Duduk Lupa Berdiri

Minggu 03 Apr 2022, 06:00 WIB
Kartun Sental-Sentil "Obrolan Warteg: Setelah Duduk Lupa Berdiri". (kartunis: poskota/ucha)

Kartun Sental-Sentil "Obrolan Warteg: Setelah Duduk Lupa Berdiri". (kartunis: poskota/ucha)

"PUASA nanti buka nggak bu?” tanya Yudi kepada ibu pemilik warteg langganan.

“Hari pertama puasa tutup mas, selanjutnya buka lagi seperti biasanya. Cuma selama bulan puasa buka mulai jam empat sore,” jawab si ibu.

“Menghormati bulan puasa ya bu?” kata seseorang.

“Bukan menghormati bulannya, tapi aktivitas selama bulan puasa mas,” kata Heri, teman sejawat Yudi.

“Kalau ibu sih menghormati diri sendiri. Malu kalau yang lain lagi puasa, kita malah nyuruh orang makan,” kata si ibu ambil senyum.

Apa yang dikatakan ibu pemilik warung tidaklah berlebihan, tetapi kena sasaran. Itulah bahasa rakyat, cerdas dan lugas. Tidak muter-muter kayak kitiran, tetapi mengatakan secara terus terang, apa adanya.

“Bloko suto” – berani mengatakan yang sebenar-benarnya, tidak ditutup-tutupi, tidak dipalsukan, tidak pula dibelokkan.

Ngakunya puasa, tetapi pagi-pagi sudah sarapan. Bilangnya tidak mau jabatan, tetapi sembunyi-sembunyi melakukan berbagai cara untuk meraih kekuasaan. Repotnya lagi, setelah dapat kursi ingin terus diduduki.

Sering dikatakan “setelah duduk lupa berdiri” karena kursinya empuk dan nyaman. Inilah perlunya pengendalian diri yang hendaknya semakin ditingkatkan. Tentunya pengendalian diri sebagai makna hakiki dari tujuan puasa, diterapkan dalam semua aspek kehidupan.

Lihat juga video “Mobil Hangus Terbakar di Bangka Tengah, Namun Masih Bisa Berjalan”. (youtube/poskota tv)

Bukan saja mengendalikan diri dalam mengonsumsi makanan saat buka dan sahur, juga dalam ucapan,perbuatan dan pikiran. Berucap dengan sopan santun, tidak menebar fitnah dan kebencian. Berbuat baik kepada orang lain, bukan memperburuk orang lain. Berbicara baik, berbuat baik, dan berprasangka baik.

Di tengah situasi masih sulit, jangan serakah dengan mengambil hak orang lain. Di tengah harga pangan melambung, tidaklah etis dan bermoral, jika sekelompok orang malah memperbanyak untung. (jokles)

Berita Terkait

Obrolan Pos Ronda: Jagalah Lisan

Senin 04 Apr 2022, 12:37 WIB
undefined

Menunggu Beduk Azan Magrib

Senin 04 Apr 2022, 15:00 WIB
undefined

Obrolan Pos Ronda: Baliho Capres

Selasa 05 Apr 2022, 08:30 WIB
undefined

Obrolan Pos Ronda: Biar Adem Dulu

Kamis 07 Apr 2022, 12:45 WIB
undefined

Perut Kenyang, Berkah pun Dapat

Selasa 19 Apr 2022, 07:22 WIB
undefined
News Update