ADVERTISEMENT

Holywings Siap Bayar Petinju Profesional Rp50 Juta Sekali Naik Ring

Kamis, 17 Maret 2022 22:44 WIB

Share
Dari kanan ke kiri, wartawan senior M Nigara, Promotor Tinju Armin Tan Jaya, Pengelola Holywings Ivan Tanujaya, Ketua Pengprov Pertina DKI Hengky Silatang dan Pengacara Hotman Paris Hutapea (foto/ist)
Dari kanan ke kiri, wartawan senior M Nigara, Promotor Tinju Armin Tan Jaya, Pengelola Holywings Ivan Tanujaya, Ketua Pengprov Pertina DKI Hengky Silatang dan Pengacara Hotman Paris Hutapea (foto/ist)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

“Mungkin bayaran yang diberikan Holywings yang terbesar ketimbang ajang serupa yang pernah digelar di beberapa stasiun televisi,” kata Ivan.

Menurut Ivan, dengan bayaran yang cukup pada event yang digelarnya membuat peluang petinju hidup sejahtera terbuka.
Sementara itu dokter ring Putu mengatakan, tidak adanya buku hitam tentang catatan track record petinju akan sangat menyulitkan untuk menentukan kapan petinju boleh tampil lagi setelah mereka naik ring terakhir. 

“Petinju yang kalah KO harus ada jeda tidak boleh tampil selama 45 hari. Kalau dua kali kalah KO harus istirahan 90 hari, dan begitu seterusnya. Tapi di Indonesia ada petinju yang kalah KO enam kali masih boleh main pada kejuaraan nasional, ini berbahaya,” katanya. 

Maka dari itu, lanjut dokter Putu, kondisi petinju yang tidak siap tampil harusnya tidak boleh dipaksakan naik ring. Akibatnya bisa fatal pada kematian seperti yang terjadi pada pertandingan 27 Februari lalu.

Promotor tinju pro Indonesia Armin Tan Jaya yang juga hadir pada kesempatan tersebut mengatakan, untuk petinju Indonesia yang tampil di HSS kalau bisa hanya main 10 ronde saja. Karena misi dari penyelenggara Holywings Sport Show ini adalah untuk pembinaan dan mencari bibit-bibit atlet berbakat yang masih muda.

“Kami ingin dari ajang seperti HSS ini akan muncul petinju-petinju berbakat yang masih muda, sehingga dapat dibina lebih serius menjadi petinju professional yang potensial,” katanya. 

Sedangkan Ketua Pertina DKI Jakarta Hengky Silatang menegaskan, petinju pemula yang ingin mengeluti tinju sebaiknya dimulai dari amatir. 

Karena mereka yang melalui tinju amatir lebih teruji kemampuannya ketimbang yang langsung jadi petinju profesional.

“Di Amerika Serikat atau Mexico 90 persen petinjunya memulai karir dari amatir. Selain itu disini keengganan petinju amatir terjun ke pro karena hidup mereka lebih terjamin karena kalau sudah masuk Pelatda langsung terima uang saku setiap bulan. Beda dengan professional yang bayarannya kecil,” katanya,” katanya.

Halaman

ADVERTISEMENT

Reporter: Hutomo Prayoga
Editor: Hutomo Prayoga
Sumber: -

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT