Anda harus memastikan, bahwa Anda berada dalam situasi yang ramai supaya pelaku tidak memiliki kesempatan untuk melancarkan serangan tertentu pada Anda, yang mungkin saja mengarah pada pelecehan seksual.
Meyakinkan Korban Jika Tindakannya Wajar
Para pelaku pelecehan seksual umumnya memiliki kecenderungan meyakinkan korban kalau hal-hal yang dilakukannya, misalnya menyentuh payudara atau bagian tubuh korban lainnya adalah hal yang wajar.
Salah satu bentuknya, misal dengan berkata, “Di mana-mana pacaran itu, ya, begini!” atau, “Kok, kamu melawan? Semua orang yang bekerja dengan saya itu memang biasa melakukan hal ini dengan saya.”
Apa yang dilakukan pelaku akan mendorong korban untuk sulit menolak karena berpikir mungkin ini memang hal yang normal.
Padahal nyatanya, pikiran korban telah dimanipulasi sang pelaku.
Anda perlu menekankan di dalam diri, bahwa tubuh Anda sepenuhnya milik Anda.
Tidak ada satupun orang yang berhak menyentuh bagian tubuh Anda tanpa seizin Anda.
Membuat Korban Merasa Bersalah
Umumnya, pelaku pelecehan seksual senang membuat korbannya merasa bersalah.
Misalnya, seperti saat pelaku dan korban pulang larut malam berdua. Kondisi tersebut bisa dimanfaatkan pelaku untuk mengantarkan korban pulang sebagai imbalan.
Padahal, dalam kondisi apa pun pelecehan seksual tidak bisa dibenarkan dan satu-satunya yang bersalah yaitu si pelaku, bukan korban.