JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Pelecehan seksual merupakan perilaku yang menggiring kepada seks, yang tak diinginkan.
Banyak sekali kasus pelecehan yang terjadi akhir-akhir ini. Baik pada laki-laki maupun perempuan.
Kebanyakan kasus ini lebih sering terjadi pada perempuan. Maka, penting sekali untuk mempelajari bagaimana pelecehan seksual terjadi di dalam kehidupan masyarakat.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini tiga trik yang biasa dilakukan oleh pelaku pelecehan seksual.
Lihat juga video “Poskota Terkini: Kasus Orang Terinfeksi Varian Omicron di Indonesia Bertambah Jadi 46 Orang”. (youtube/poskota tv)
Menjebak Korban
Para penjahat seksual biasanya mencari tempat sepi agar bisa berduaan dengan korban, sehingga memudahkan aksinya.
Pada tahap inilah biasanya pelaku akan mengintimidasi dan menyudutkan korban.
Hal tersebut dapat berbentuk ajakan ke tempat sepi, mengadakan pertemuan di kamar hotel, atau sekadar mampir ke rumah calon korbannya dengan alibi ada sesuatu yang tertinggal atau ingin dibicarakan.
Intinya untuk membuat korban sendirian. Serangan selanjutnya yaitu mulai mendekati korban dengan memegang bagian tubuhnya.
Ada kemungkinan pelaku menghalangi jalan korban menggunakan badannya untuk lebih menyudutkan gerak korban.
Hati-hati jika ada seseorang yang menggiring Anda pada kondisi tersebut. Berusahalah untuk menolak ajakannya, terlebih jika orang tersebut tidak Anda kenal.
Anda harus memastikan, bahwa Anda berada dalam situasi yang ramai supaya pelaku tidak memiliki kesempatan untuk melancarkan serangan tertentu pada Anda, yang mungkin saja mengarah pada pelecehan seksual.
Meyakinkan Korban Jika Tindakannya Wajar
Para pelaku pelecehan seksual umumnya memiliki kecenderungan meyakinkan korban kalau hal-hal yang dilakukannya, misalnya menyentuh payudara atau bagian tubuh korban lainnya adalah hal yang wajar.
Salah satu bentuknya, misal dengan berkata, “Di mana-mana pacaran itu, ya, begini!” atau, “Kok, kamu melawan? Semua orang yang bekerja dengan saya itu memang biasa melakukan hal ini dengan saya.”
Apa yang dilakukan pelaku akan mendorong korban untuk sulit menolak karena berpikir mungkin ini memang hal yang normal.
Padahal nyatanya, pikiran korban telah dimanipulasi sang pelaku.
Anda perlu menekankan di dalam diri, bahwa tubuh Anda sepenuhnya milik Anda.
Tidak ada satupun orang yang berhak menyentuh bagian tubuh Anda tanpa seizin Anda.
Membuat Korban Merasa Bersalah
Umumnya, pelaku pelecehan seksual senang membuat korbannya merasa bersalah.
Misalnya, seperti saat pelaku dan korban pulang larut malam berdua. Kondisi tersebut bisa dimanfaatkan pelaku untuk mengantarkan korban pulang sebagai imbalan.
Padahal, dalam kondisi apa pun pelecehan seksual tidak bisa dibenarkan dan satu-satunya yang bersalah yaitu si pelaku, bukan korban.
Selain itu, pelaku pelecehan seksual juga senang membuat korbannya merasa berhutang bantuan padanya.
Misalnya, karena pelaku adalah mentornya atau orang yang memberi pekerjaan padanya.
Dengan kondisi tersebut, kesempatan untuk menuruti permintaan sang pelaku lebih besar. (Ibriza Fasti Ifhami)