Anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Kemiri Muka Aiptu Rojuddin, bersama warga mengamankan seorang guru ngaji cabuli belasan santri perempuan. (Foto/angga)

Kriminal

Bejat! Guru Ngaji Cabuli Belasan Santri Perempuan Diamankan Polres Metro Depok

Senin 13 Des 2021, 16:40 WIB

DEPOK, POSKOTA.CO.ID - Seorang guru ngaji cabuli belasan santri perempuan diamankan Polres Metro Depok.

Sang guru ngaji merupakan pendiri Majelis Taklim Fisabilillah di Depok ini diamankan Polisi lantaran ketahuan telah melakukan pelecehan seksual kepada para murid perempuan.

Pelaku MS, 50, pria kelahiran Jawa Timur ini harus berurusan dengan aparat kepolisian Reserse Kriminal unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Depok, setelah para korban orang tua dari muridnya tersebut mengetahui anak-anaknya sudah disuruh MS tidak yang semestinya dilakukan.

Salah seorang warga Kosim (55), warga Beji mengungkapkan terungkap pencabulan yang dilakukan oleh MS, seorang guru ngaji dari Majelis Taklim Fisabilillah ini telah melakukan tercela kepada para anak muridnya di ruangan tempat pengajian.

"Perilaku bejat guru ngaji ini terbongkar setelah lama hanya kabar desa-desus setelah ada salah satu korban santri disuruh untuk mengikuti kemauan birahi pelaku akhirnya dapat terbongkar, " ujarnya kepada Poskota usai dikonfirmasi, Senin (13/12/2021).

Dalam kejadian lokasi tempat pencabulan daerah Kecamatan Beji, warga semua jadi kaget dan syok.

"Tidak menyangka saja sebagai seorang ulama ustad dan guru buat kita semua, tapi kelakuan bejat," tambahnya.

Sementara itu, Ketua RT 1/12, Sriyanto mengatakan dirinya benar-benar kaget setelah mendapat kabar bahwa salah satu guru spiritual ustad sekaligus guru ngaji yang selama ini dikenal sebagai pendiri Majelis Taklim Fisabilillah telah berbuat cabul kepada santri ngajinya.

Berdasarkan keterangan informasi Sriyanto mengungkapkan pelaku MS akrab disapa Pade ini awal mula dikasih tempat untuk mendirikan Majelis taklim di rumah milik bapak H. Kasan.

"Untuk tempat tinggal Pade sekalian untuk tempat  ngaji di lantai dua rumah milik Bapak H. Kasan sudah menetap berjalan 1,5 tahun. Jemaah yang diajarkan mengaji kebanyakan anak kecil mulai dari SMP, dan SMA dijadiin satu ruangan. Terkecuali siang hari sekitar pukul 13.00 WIB dijadikan tempat buat bapak-bapak mengaji, " ujarnya.

Setiap mengaji lanjut Sriyanto pelaku tidak pernah meminta iuran kepada jemaah.

Baru sekali saja pelaku pada perayaan Maulid Nabi meminta iuran seiklasnya.

Lulusan Pesantren

Sementara itu status pelaku menurut Sriyanto merupakan asli dari daerah Jawa Timur, namun keluarga istri dan anak tinggal menetap di daerah Kalimantan.

Di Kalimantan pelaku juga sama membuka tempat pengajian para jemaah. Semua fasilitas dikasih oleh pemilik rumah untuk segala kegiatan Taklim 

Secara pribadi sosok Pade dikenal kampung sini tidak begitu kenal.

Dirinya tahu setelah Pade ini membuat taklim dan beberapa waktu setelahnya pelaku baru lapor dengan menunjukan kelengkapan dokumen biodata saja.

Pasca kejadian ini, Sriyanto mengambil langkah antisipasi untuk melakukan pendataan jelas kepada para warga pendatang baru.

"Mendirikan taklim oleh Pade saya tidak tahu. Dapat kabar setelah Pade sendiri yang datang memberikan dokumen biodata saja, latar belakang pelaku lulusan pesantren tapi kelakuan bejat, " tambahnya.

"Setelah kejadian ini lokasi yang dijadikan tempat pengajian sementara ditutup dan tidak ada kegiatan aktifitas apapun. "

Secara terpisah, anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Kemiri Muka Aiptu Rojuddin mengungkapkan diperkirakan jumlah korban yang diduga telah menjadi korban pencabulan pelaku tersebut mencapai belasan orang.

"Sampai saat ini yang baru terdata tercatat ada sekitar 14 orang korban,  namun yang baru melapor ada sekitar 10 orang itu rata-rata usia mulai dari 10 sampai 14 tahun, " ujarnya.

Pelaku dapat diamankan setelah pada Minggu (12/12/2021) malam orang tua korban mendatangi Majelis taklim dan meminta pertanggung jawaban pelaku yang telah mencabuli anak-anaknya.

"Perbuatan cabul pelaku kepada anak murid ngaji diketahui mulai bukan Oktober 2021. Pelaku melakukan di lantai 2 dengan modus para murid diminta benahin kamar ada kesempatan dan sepi pelaku meminta korban untuk melayani apa permintaan pelaku, " tambahnya.

Sementara itu terpisah, Kapolsek Beji Kompol Agus Khaeron mengatakan laporan dugaan yang dilakukan oleh seorang guru ngaji di daerah Kecamatan Beji telah dilimpahkan ke Unit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Metro Depok.

"Kasusnya sudah kita arahkan ke Polres Unit PPA Reskrim," tambahnya.

Kejahatan Kekerasan Seksual Meningkat

Sedangkan menanggapi kasus tersebut Pengamat Sosial Universitas Indonesia, Devie Rahmawati mengatakan berdasarkan dari data nasional terhadap korban kekerasan seksual adalah didominasi oleh orang terdekat.

Salah satunya adalah rumah salah satu tempat paling bahaya dengan kemungkinan pelaku bisa saja terjadi seperti Ayah, Om, Kakak, dan orang yang dikenal.

"Muncul fenomena pengajar institusi bukan hal yang baru dan anak. Selain itu pelaku tampilan bukan dengan 'monster' tapi malah hadir sebagai sosok lain seperti dengan penuh cinta atau memberikan
masih sayang, " ucap salah satu penerima beasiswa dari pemerintah Jerman (DAAD) gelar doktoral S3 di Frankfurt University, Jerman.

Lihat juga video “Kapal Nelayan Terbalik Dihantam Ombak, Seorang Nelayan Masih Dalam Pencarian”. (youtube/poskota tv)

Dengan begitu Devi menambahkan jika korban sudah ada menemukan keanehan dan gangguan untuk segera cepat melapor ke pihak berwajib.

"Selain itu dalam kasus pencabulan ini tidak dibantu proses secara hukum dan kejadian melapor bisa sangat panjang sehingga barang bukti akan dapat hilang, " tutupnya. (angga) 


 

Tags:
Anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Kemiri Muka Aiptu Rojuddin bersama warga mengamankan seorang guru ngaji cabuli belasan santri perempuanwarga mengamankan seorang guru ngaji cabuli belasan santri perempuanguru ngaji cabuli belasan santriguru ngaji cabulpencabulan guru ngajikorban guru ngaji cabul depok

Administrator

Reporter

Administrator

Editor