SERANG, POSKOTA.CO.ID - Aliansi Buruh Banten Bersatu (AB3) menuduh Gubernur Banten Wahidin Halim (WH) sebagai sosok pemimpin yang fasis, arogan dan melecehkan suara kaum buruh yang belakangan digelorakan.
Tuduhan itu ramai dituliskan dalam sebuah poster yang tersebar melalui pesan berantai di media sosial mengatasnamakan AB3.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur WH tak mau ambil pusing mengingat ia mengaku tidak ada sama sekali kepentingan pribadi dengan para pengusaha.
"Saya tidak mempunyai kepentingan dengan mereka. Dengan pemborong aja saya mah ga ada kepentingan apa-apa. Ga ada minta ini dan itu, yang penting kerja yang bener, bagus dan tepat waktu," tegasnya, Selasa (7/12/2021).
WH menyebut, selama ini sudah membela buruh terkait dengan usulan kenaikan upah. Namun pada akhirnya, aturan yang telah ditetapkan harus tetap dipatuhi dan menjadi acuan.
"Ya menuntut itu kan boleh saja, selagi itu dalam batas kewajaran pasti saya perjuangkan," katanya.
Pihaknya juga sudah sering melakukan audensi dengan para buruh. Bahkan mereka juga selalu dilibatkan dalam setiap penetapan kenaikan upah setiap tahunnya.
"Audiensi sudah sering dilakukan, tapi kalau mereka mintanya tinggi terus mah, terus pengusaha tidak mau menuruti, susah. Apalagi posisi Pemprov hanya sebagai fasilitator, tidak bisa ujug-ujug mengetuk palu sekian besaran kenaikan upahnya," jelasnya.
Namun meskipun demikian, dirinya mempersilahkan jika para buruh kembali melakukan aksi unjuk rasa atau mogok kerja.
"Saya persilahkan, tidak saya larang. Karena saya orangnya demokratis dan terbuka," imbuhnya.
Dijelaskan WH, permasalahan konflik buruh dengan penguasa itu sudah terjadi sejak zamannya Lois IV di Prancis. Untuk itu tidak heran jika dalam setiap tahunnya, menjelang penetapan UMK dan UMP, selalu terjadi konflik.
"Jadi sudah lama itu mah terjadi," jelasnya. (Kontributor Banten /Luthfillah)