ADVERTISEMENT

Isu Reshuffle Kabinet, Pengamat Politik: Menteri yang Bikin Gaduh, Kinerja Rendah, dan Manfaatkan Jabatan, Layak Diganti

Jumat, 12 November 2021 08:00 WIB

Share
Presiden Joko Widodo. (foto: dok.biro pers)
Presiden Joko Widodo. (foto: dok.biro pers)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

"Menteri yang membuat gaduh juga layak di reshuffle. Di antaranya Menteri BUMN Erich Thohir, Menko Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Sosial Risma, dan Kepala Staf Presiden Moeldoko. Mereka ini justeru menambah beban presiden akibat tindakannya yang membuat gaduh," kata Jamil

Menteri yang memanfaatkan jabatannya untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas juga layak di reshuffle. Sebab, sangat sulit memisahkan jabatan sebagai menteri dan calon presiden saat berkomunikasi dengan rakyat. 

Karena itu, menteri yang memang ingin mencalonkan diri pada pilpres 2024 sebaiknya di reshuffle. Sebab konsentrasi sudah pasti akan terbagi sebagai menteri dan sebagai calon presiden. Padahal sumpahnya hanya berkaitan dengan tugas dan fungsi sebagai menteri.

Semua menteri tersebut layak di reshuffle. Hany saja, bila dilakukan reshuffle seyogyanya bukan sekedar pemerataan pembagian jabatan. Kalau ini yang dilakukan, tentu tidak ada gunakan reshuffle.

"Jadi, reshuffle haruslah diisi oleh orang yang memang mumpuni, kredibel, dan punya sense of crisis. Mereka inilah yang dapat meningkatkan kinerja Kabinet Indonesia Maju," tuturnya. (*)

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT