JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Presiden Joko Widodo diminta untuk tidak menunda-nunda reshuffle (perombakan) kabinet karena bisa mengganggu tugas para menteri, dan mereka bisa khawatir takut diganti.
"Para menteri akan terganggu dalam menjalankan tugas dengan adanya isu reshuffle seperti ini," terang pengamat politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Dr Ujang Komarudin yang dihubungi di Jakarta, Rabu (29/9/2021).
"Khususnya para menteri yang bukan dari partai politik karena mereka tidak memiliki jasa politik, sehingga mereka ini merasa khawatir akan di-reshuffle oleh Jokowi," terang Ujang.
Ujang yang juga yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) mengakui, bahwa dirinya dapat bocoran Jokowi akan melakukan reshuffle dalam waktu dekat ini.
Sumber tersebut, lanjut Ujang, kebijakan reshuffle dilakukan untuk mengakomodasi Partai Amanat Nasional (PAN) yang sudah bergabung dalam koalisi partai politik pendukung pemerintah.
"PAN nantinya akan dapat satu setengah di kabinet hasil reshuffle. Satu jabatan menteri dan setengah jabatan wakil menteri. Saya dapat bocoran seperti itu," papar Ujang.
Ujang menepis anggapan bahwa rencana reshuffle kabinet terkait dengan rencana pergantian Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang akan pensiun pada November mendatang.
"Reshuffle ini tidak terkait pergantian Hadi Tjahjanto karena itu masih lama November nanti. Reshuffle ini akan dilakukan dalam waktu dekat untuk mengakomodasi PAN," papar Ujang.
Ia menambahkan Jokowi sepertinya sedang mencari hari yang baik untuk mengumumkan reshuffle. "Hari baik itu, biasanya Jokowi mengumumkan reshuffle pada hari Rabu," Ujang menegaskan.
Seperti diketahui ada sejumlah nama calon menteri yang sudah beredar di tengah masyarakat, termasuk juga calon Panglima TNI, yakni Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono.(johara)