BENCANA tak diminta, dia akan datang secara tiba-tiba. Dia sebagai tamu tak diundang, jadi sebenarnya sangat tidak diharapkan. Tapi, jika sudah datang bagaimana mau menolak?
Katakanlah yang disebut banjir bandang, kalau sudah datang menerjang apa saja tanpa pandang bulu. Dengan kekuatan yang sedemikian besar bisa meluluhlantakan bangunan apa saja, rumah, gedung sekolah, perkantoran dan jembatan.
Lalu disertai tanah longsor, kalau terjadi di permukiman akan mengubur rumah penduduk dan bangunan lain, kalau terjadi di akses jalan dia akan menutup jalan dan prasarana lain.
Peristiwa semacam ini juga memakan korban jiwa, luka-luka dan meninggal dunia. Masyarakat kemudian hanya bisa meratap. Dan banyak lagi kerugian fisik dan rohani.
Bisa dihitung berapa nilai harta yang ludes dan berapa banyak nyawa melayang, dan seterusnya dan kayaknya bisa jadi trauma yang berkepanjangan.
Demikianlah musibah, yang sangat tak diinginkan, tapi datang juga, nggak kasih ampun. Peristiwa yang barusan terjadi di Batu, Jawa Timur adalah musibah banjir bandang yang diakibatkan beberapa faktor. Di antaranya, hujan lebat yang cukup lama, daerah resapan yang rusak.
Tonton juga video “Wali Kota Bogor Tinjau Lokasi Longsor yang Akibatkan Pasutri Alami Luka-luka”. (youtube/poskota tv)
Jadi bukan karena cuaca ekstrem, bahkan korban banjir bandang adalah daerah yang selama ini dianggap aman-aman saja. Menurut warga yang selamat, dia dan keluarga tinggal di situ sudah puluhan tahun, nggak pernah ada banjir yang sebesar ini.
Boleh jadi ini sebagai PR yang harus segera dikerjakan, nggak boleh ditunda-tunda. Karena banyak banget yang harus diperbaiki.
Nggak usahlah saling menyalahkan, ini sudah telanjur terjadi, sekarang ayo berbenah, dengan serius. Jangan sampai ada korban harta benda dan nyawa lagi.
Ini juga peringatan bagi daerah lain. Karena sebagaimana yang disebut oleh BMKG, bahwa musibah yang sama, banjir bandang, bisa terjadi di sebagian besar wilayah Nusantara.
Wahai para pejabat pengemban tugas sudah waktunya bergerak, jangan tunggu tamu tak diundang lebih dulu datang. Dan kita tinggal panik, kelabakan.
Kayaknya memang bukan saja dibebankan pada petugas, tapi juga masyarakat luas yang dengan sadar merusak tatanan ruang yang seharusnya bisa menampung air hujan tapi lolos begitu saja, dan melibas perkampungan dan sarana yang fital bagi kehidupan.
Kasihan rakyat, masih dalam trauma Covid, kena musibah lagi? Kapan mau hidup tenang dan tentram? (massoes)