Pejuang dengan Pamrih

Rabu 10 Nov 2021, 07:33 WIB
Sental-sentil: Pejuang tanpa pamrih. (ilustrator ucha)

Sental-sentil: Pejuang tanpa pamrih. (ilustrator ucha)

KITA mengenal banyak istilah tentang pahlawan. Ada pahlawan tanpa tanda jasa yang ditujukkan kepada para guru. Ada juga pahlawan kesiangan, yang merujuk kepada seseorang yang ingin disebut berjasa, tetapi sejatinya hanya pamrih semata. Lagi pula tenaganya sudah tidak dibutuhkan lagi.

Biasa juga diartikan bahwa pahlawan kesiangan adalah seseorang yang menghilang di saat peperangan (masa – masa sulit), tetapi tiba –tiba muncul menyatakan diri pejuang ketika peperangan ( masa sulit ) telah berakhir.

Masih adakah pahlawan kesiangan di era kekinian? Jawabnya masih banyak karena terkait dengan sikap dan perilaku seseorang. Cari muka (carmuk), laporan asal bapak senang (ABS), diantara perilaku yang sebenarnya jauh dari nilai – nilai kejuangan.

Ingin dianggap sebagai pejuang ( orang yang berjasa), tetapi dengan merekayasa informasi dan kondisi, bahkan tak sedikit dengan segala cara berusaha menyingkirkan teman yang sejatinya sangat berjasa, baik kepada institusinya/organisasinya atau lembaganya. Ini namanya bukan pejuang, tapi pecundang.

Orang seperti inilah yang dapat merusak tatanan bangsa dan negara. Orang seperti inilah yang berpotensi memecah belah persatuan dan kesatuan yang sejak dulu dengan susah payah pejuang menyatukan bangsa, meski nyawa taruhannya.

Pahlawan sejati memiliki jiwa dan mentalitas keterpanggilan untuk rela berjuang dan berkorban demi kedaulatan dan masa depan bangsanya.

Pahlawan sejati tidak pernah menggadaikan kedaulatan negara dan bangsanya. Tanah Air adalah tanah tumpah darahnya, darah kepahlawanan mengaliri segenap jiwa dan raganya untuk selalu menyuarakan kemerdekaan dan kedaulatan. 

“Angel kandanane... angel ..” guman sang kakek. Tak sadar dari sebuah renungan diri soal kepahlawanan, tercetus menjadi sebuah pernyataan. Meski hanya mengguman, sang cucu yang tak jauh dari tempatnya, segera bertanya: “ Kakek tadi bilang angel, apanya siang angel kek?”

Kakek : “ Itu loh, soal pahlawan. Kakek jadi ingat masa lalu.”

Cucu “ Oh ya, kakek dulu kan pejuang. Ikut bertempur melawan penjajah”

Kakek pun menjelaskan. Kakek bukan pejuang, kakek cuma membantu perjuangan rakyat untuk merebut kemerdekaan. Predikat perjuang tidak perlu dipertontonkan. Berjuang itu harus diniati dengan ketulusan, bukan pengakuan. Apalagi ingin sanjungan dan imbalan. Dia pejuang tanpa pamrih.

Berita Terkait

Esuk Tempe, Sore Dele

Kamis 11 Nov 2021, 06:40 WIB
undefined

Sungguh Teganya, Teganya, Teganya

Kamis 11 Nov 2021, 10:36 WIB
undefined

Blumbang dan Sumur Resapan

Sabtu 13 Nov 2021, 10:17 WIB
undefined

Pelarian Kok Nenggak Miras?

Minggu 14 Nov 2021, 07:30 WIB
undefined

News Update