JAKARTA,POSKOTA.CO.ID - Minimnya respon yang diberikan oleh tetangga dan masyarakat sekitar dalam peristiwa kebakaran yang merenggut satu keluarga di perumahan mewah wilayah Cipondoh, Tangerang, Selasa dini hari kemarin, menuai respon banyak pihak.
Kenyataan tak adanya pertolongan tetangga sekitar pada saat kebakaran rumah mewah di Cipondoh, menurut sosiolog dari Universitas Nasional, Nia Elvina, menggambarkan kultur masyarakat perkotaan yang cenderung sangat individualistis dan minim dengan nilai kebersamaan. Terlebih peristiwa mematikan tersebut terjadi di lokasi pemukiman kelas atas.
"Sehingga cenderung sangat individualistis atau hanya sebatas orientasi keluarga inti," kata Nia kepada poskota.co.id, Selasa (9/11/2021).
Lemahnya ikatan sosial antar individu, memunculkan minimnya kepedulian antar sosial yang notabene kerap terjadi pada masyarakat perkotaan.
Guna mengguyubkan masyarakat di tengah pemukiman mewah itu, Nia beranggapan pihak pejabat wilayah seperti Ketua Rukun Tetangga (RT) harus lebih intensif melakulan musyawarah warga atau menggelar silaturahmi antar warga.
"Minimal 3 bulan sekali dan juga dibuat secara virtual misalnya dalam format media sosial atau dalam grup grup WhatsApp," pungkasnya.
Seperti diketahui, telah terjadi kebakaran di sebuah rumah di Perumahan Metland, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/11/2021 sekira pulul 04:30 WIB dini hari.
Dalam kejadian tersebut satu keluarga terdiri dari J (35), E (31), JA (5) dan satu lansia yang belum diketahui identitasnya diduga berusia 60 tahun harus tewas terpanggang.
Dalam kejadian tersebut warga mengaku tidak bisa melakukan pertolongan karena api yang sudah kadung membesar melahap semua bagian rumah mewah tersebut.
Naasnya lagi, E yang merupakan istri J harus merenggut nyawa bersama dengan kandungannya yang masih berusia 3 bulan.
Sampai saat ini penyebab kebakaran yang juga menghanguskan satu unit mobil itu diduga karena adanya arus pendek listrik. (cr-05)