“MEMOTONG pembicaraan, boleh enggak kek,” kata sang cucu kepada kakeknya.
Kakek : “ Sebaiknya jangan cucuku.”
Cucu : “Kenapa tidak boleh, kan tujuannya mau mengingatkan sesuatu”
Kakek : “ Iya, tujuan kamu memang baik, tetapi bisa keliru tompo. Akhirnya orangnya tersinggung dan marah.”
Cucu: “Tapi pernah kek, saat pak guru sedang mengajar saya menyela, dia tidak marah. Malah bilang terima kasih”
Kakek : “ Masak iya..?”
Cucu : “ Wah kakek nggak percaya. Gini ceritanya. Waktu pak guru ngajar terlihat resleting celananya belum tertutup sehingga kelihatan celana dalamnya . Teman – teman cuma senyam – senyum, tapi ga ada yang berani bilang karena pak guru lagi serius memberi pelajaran”
Kakek : “ Terus gimana?”
Cucu : “ Akhirnya cucu memberanikan diri memberi tahu pak guru kalau resletingnya belum ketutup”
Kakek “ Itu beda cucuku. Itu bukan menyela pembicaraan, tetapi memberi tahu tentang kondisi pakaian pak guru.”
Cucu :” Oh gitu kek, tapi memotong pembicaraan katanya dilindungi undang–undang?”