JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) RI siap melindungi pegawai Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang diduga menjadi korban perundungan.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi Pasaribu.
Ia menyebut, jika perlindungan yang dijanjikan akan sesuai dengan kebutuhan korban.
“Layanan Perlindungan yang akan diberikan menyesuaikan dengan kebutuhan korban," ucap Edwin melalui keterangannya, Jumat (3/9/2021).
Lanjutnya, LPSK sendiri sudah menghubungi korban, namun karena adanya proses pemeriksaan tambahan dari Polres Metro Jakarta Pusat, maka pihaknya mempertimbangkan pula kondisi fisik dan psikis korban sehingga belum dapat menjangkau korban secara langsung.
"Atas permintaan korban, yang bersangkutan meminta waktu untuk istirahat.
"Tentu kita memahami kondisi korban yang lelah karena proses hukum yang dijalaninya selama dua hari ke belakang," ucapnya.
Meski begitu, lanjut Edwin, pihaknya tetap menjalin komunikasi dengan korban untuk menawarkan perlindungan sesuai dengan tugas dan kewenangan LPSK.
"Namun komunikasi terus kami bangun agar ketika korban siap, tim LPSK bisa langsung menjangkau," terangnya.
Kata Edwin, LPSK sendiri memiliki layanan baik terkait dengan proses peradilan pidana yang akan dihadapi korban, maupun terkait pemulihan korban.
Terkait proses peradilan pidana, LPSK memiliki kewenangan untuk memberikan pemenuhan hak prosedural kepada saksi maupun korban tindak pidana.
Diantaranya adalah pendampingan selama proses peradilan baik di kepolisian hingga nanti di persidangan.
“Tujuannya agar korban maupun saksi yang mempunyai keterangan penting bisa memberikan keterangan kepada aparat penegak hukum dengan baik, sehingga tindak pidana bisa terungkap," ujarnya.
Selain terkait proses peradilan, LPSK juga memiliki layanan rehabilitasi baik medis, psikologis, maupun psikososial.
Hal ini penting agar trauma korban bisa diobati sehingga diharapkan korban bisa melanjutkan hidupnya dengan lebih baik.
Terlebih lagi jika melihat kronologi yang beredar dimana perundungan yang dialami korban menjurus pula kepada perundungan seksual, di mana tentu saja sangat berpotensi mempengaruhi psikologis korban.
“Kondisi ini harus diberi pemulihan sehingga korban bisa melanjutkan kesehariannya dengan lebih baik karena adanya penanggulangan atas trauma-trauma yang dialaminya," tuturnya.
Edwin berharap dukungan kepada korban baik dari masyarakat maupun instansi terkait agar korban bisa mendapatkan keadilan atas apa yang dialaminya.
Pihaknya berencana dalam waktu dekat akan segera menjangkau korban.
"Begitu korban siap, kami akan kirimkan tim. Dengan demikian kami harap dapat mendalami peristiwa yang terjadi dan mendalami ada tidaknya ancaman terhadap pelapor atau korban," pungkasnya. (Cr02)