Seharusnya, sambung Kent, Gubernur DKI Jakarta seharusnya sensitif dengan adanya hak interpelasi yang digulirkan oleh sejumlah Fraksi di DPRD DKI terkait dengan pagelaran Formula E, dan prihatin terhadap kondisi ekonomi yang terpuruk karena terdampak Pandemi ini. Gubernur Anies harus bisa membaca apa kemauan dari warga Jakarta di tengah Pandemi Covid-19 seperti saat ini.
"Kondisi di masyarakat bawah saat ini sudah panas, hingga sampai anggota dewan berniat untuk menggulirkan interpelasi, seharusnya gubernur anies harus sensitif dan peka dengan keadaan, dia harus bisa melihat kondisi faktual yang terjadi di masyarakat seperti apa, dan dia harus bisa melihat keinginan masyarakat saat ini," tutur Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDIP DKI Jakarta itu.
Selain itu, Kent pun tidak mempermasalahkan beberapa sikap anggota dewan yang enggan menggunakan hak interpelasi-nya terkait Formula E. Menurut Kent, dalam hal ini sebagai anggota dewan yang dipilih oleh rakyat mempunyai tanggung jawab besar.
"Kami tidak mau memaksakan terkait adanya anggota dewan yang mendukung kebijakan Pak Anies untuk tetap melaksanakan pagelaran Formula E ini dan juga enggak masalah, kami hargai. Tapi ingat kita harus bisa menjaga kepercayaan masyarakat yang memilih kita, jangan lantas karena tersandera komitmen politik dengan Gubernur Anies lantas mengabaikan keinginan dan harapan masyarakat yang memilih kita. Kita harus bisa bekerja secara maksimal sebagai anggota dewan, jadi jangan kerjaannya hanya datang, duduk, langsung pulang," ketus Kent.
Saat ini, kata Kent, di tengah pandemi Covid-19 banyak warga Jakarta terdampak ekonominya dan seharusnya uang pagelaran Formula E dapat dijadikan modal usaha atau bansos untuk warga.
"Jelas-jelas banyak masyarakat yang ekonominya susah karena terdampak Pandemi Covid-19 ini, kok malah mendukung Gubernur ngadain event yang enggak penting. Seharusnya uang pagelaran Formula E ini bisa digunakan untuk bantuan bansos atau untuk bantuan UMKM bagi masyarakat yang terdampak langsung Pandemi Covid ini," tutur Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta itu.
Kent menuturkan, ajang Formula E tidak masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemprov DKI Jakarta. Karenanya, ia heran bila event tersebut kekeh diadakan.
"Formula E itu tidak ada di dalam RPJMD Pemprov DKI, jadi ngapain kekeh untuk mengadakannya. Lebih baik Pak Anies fokus dengan program-program unggulannya seperti janji-janji kampanyenya, daripada memaksakan mengadakan pagelaran Formula E yang belum jelas persiapannya," lanjut Kent.
Dari awal Kent menilai adanya pembangunan sirkuit Formula E tidak mempunyai perencanaan yang matang, dan terkesan dipaksakan. Pembangunan sirkuit Formula E yang menggunakan APBD yang notabene adalah uang masyarakat Jakarta hingga saat ini belum jelas, yang semula akan diadakan di Monumen Nasional (Monas) namun ada penolakan dari pemerintah pusat karena berkaitan Monas sebagai daerah cagar budaya.
"Hingga saat ini lokasi pengganti sirkuit belum jelas, tetapi Gubernur Anies telah menetapkan Juni 2022 pelaksanaan Formula E, kan kacau!. Dalam menyiapkan tempat sirkuit baru pasti akan mengeluarkan anggaran lagi yang saya yakin bukan uang kecil, saran saya Pak Anies jangan mengorbankan uang warga Jakarta dengan cara di hambur-hamburkan seperti ini," tegas Kent.
Apple to Apple
Selain itu, Kent pun sangat menyayangkan pernyataan Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria yang membandingkan rencana ajang Formula E di Jakarta dengan Olimpiade Tokyo yang belum lama ini selesai digelar. Sebab ajang multi-event itu di anggap berhasil digelar di tengah pandemi Covid-19.