Pengantin paling sial di Sumsel mungkin hanya pasangan Hendi – Rusmaida. Baru berbulan madu sebagai pengantin baru, kebahagiaannya direnggut perampok kurang kerjaan.
Bayangkan, ketika keduanya tengah hubungan intim, tiba-tiba posisi suami diambil si perampok, dan Hendi diikat tanpa bisa melawan.
Orang habis ambil uang tunai di bank dengan jumlah besar, banyak yang minta kawalan polisi. Sebab sering jadi sasaran perampokan.
Di era gombalisasi ini, agaknya pengantin baru berbulan madu perlu juga kawalan petugas. Siapa tahu nasib lagi apes. Lagi asyik-asyiknya “mbelah duren” montong mateng jatuhan, tahu-tahu istri diambil alih lelaki lain. Apa nggak rugi bandar namanya?
Ini benar-benar terjadi di daerah Babat Supat Kabupaten Musi Banyuasin (Sumsel). Dalam suasana Lebaran 1442 H, beberapa hari lalu Hendi, 30, menikah dengan Rosmaida, (27), gadis pilihannya.
Maka ketika keluarga lain di mana-mana sibuk mbelah ketupat dengan opor ayam plus sambel kreceknya, Hendi sibuk “mbelah duren” bersama isri tercinta.
Adalah Kamsir, (41), warga tetangga desa. Dia tahu juga acara perkawinan dua sejoli itu. Tapi tak hadir pada resepsi sederhana di masa pandemi Corona.
Diundang pun juga takkkan hadir. Di samping harus jaga prokes, dia tak ada dana untuk nyumbang. Sebab dia memang pengangguran. Kalau Kamsir punya uang, pastilah baru saja mencuri duit orang. Maklum, “profesi” Kamsir memang jadi maling atau perampok. Pekerjaan itu bisa berubah-ubah tergantung sikon.
Malam itu Kamsir punya target hendak merampok rumah pengantin baru Hendi yang terletak di dekat hutan. Logika si maling, pastilah keluaga Hendi pada tidur dengan pulesnya, usia menjalankan “sunah rasul”.
Ketika Kamsir mendekati rumah Hendi, justru mendapatkan suara desahan misterius, yang bagi orang Barat bisa disebut dengan: oh yes, oh no.......
Mendadak Kamsir pengin mengintip. Melihat posisi kedua pengantin baru tersebut, mendadak dia jadi bangkit gairahnya dan kepengin juga. Tanpa pikir panjang dia menerobos masuk lewat pintu dapur.
Hendi langsung ditarik dan diikat pakai tambang sampai tak bisa berkutik. Rosmaida yang dalam kondisi ketakutan, dipaksa melanjutkan adegan ranjang itu dengan aktor baru.
Karena ancaman dengan senjata tajam, Rosmaida tak ada pilihan lain. Tinggal Hendi yan belingsatan istrinya digarap lelaki lain yang sangat dikenalnya.
Tapi bagaimana mau melawan, karena ikatan tambang itu begitu kuat. Dia hanya bisa ah uh belaka. Dan begitu selesai dengan kebutuhan biologisnya, Kamsir pun kabur tanpa mengucapkan terima kasih.
Esok paginya Hendi lapor ke Polsek Babat Supat. Sesuai dengan nama yang disebut sang pengantin, polisi dengan cepat bisa menangkap Kamsir.
Dalam pemeriksaan dia mengakui segala perbuatannya. “Tadinya saya mau merampok, karena adanya hanya itu ya nimbrung saja sekalian.” Kata Kamsir polos. Ibarat orang makan, kok nggak nawari ya? (GTS)