Oleh : Marullah Matali
Dalam hadits riwayat al-Dailami, Nabi bersabda: Idza ahabbal loohu 'abdan ja'alahu qoyyima masjidin. Waidza abghodhohu ja'alahu qoyyima hamamin
“Jika Allah senang (cinta) terhadap hamba-Nya maka Ia menjadikannya pengurus masjid. Dan jika Allah membenci hamba-Nya maka Ia menjadikannya petugas kamar mandi (tempat hiburan yang melanggar syariat)” (HR al-Dailami).
Sungguh menjadi kebanggaan bagi orang yang ikut mengurus masjid, menjadi orang yang dicintai Allah.
Mengurus masjid dalam arti luas, bukan berarti harus ada terus di kantor masjid.
Bisa jadi mengurus dari segi finansial, ikut memenuhi kebutuhan masjid, berbagi ilmu agama, mendeteksi meneliti keaktifan jamaah, mengurus kebersihan masjid, memikirkan keadaan umat sekitar masjid, dan lain lain.
Maka sayang, bagi para pengurus masjid, setelah masa bakti kepengurusannya selesai, ternyata sudah tidak peduli lagi dengan kebutuhan, kemajuan masjid dan perkembangan masjid.
Diantara yang mendapatkan naungan di mahsyar adalah para pemuda yang hatinya terpaut dengan masjid.
Bangkitlah wahai para pemuda, dengan menjadi bagian dari masjid.