NY. Sutilah, 37, benar-benar stress setelah “dikarantina” suami gara-gara ketahuan punya WIL, selama ditinggal kerja di Jakarta.
Ketika dua anaknya diboyong suami ke Jakarta dan berbulan-bulan tak diurus, wanita laksana janda muda itu pun memilih mati gantung diri. Sebetulnya ini salah siapa?
Sudah seringkali terjadi, rumahtangga di mana suami istrinya tak dalam satu rumah dalam kurun waktu lama, sangat berpotensi hadirnya PIL maupun WIL.
Bila yang hadir WIL, pihak istri banyak siap bertahan demi anak-anak. Tapi jika yang hadir PIL, suami dengan mudah mengorbankan keluarganya, demi mencari wanita pengganti.
Di Paron Kabupaten Ngawi (Jatim), ada lelaki sadis macam Anwar Asbes, 42, yang hatinya begitu keras bagaikan asbes. Bagaimana tidak?
Ketika ditinggal kerja di Jakarta dan istrinya punya WIL, lagaknya jadi seperti bupatinya saat menghadapi pandemi Corona! Istrinya dipaksa “karantina” mandiri, ditinggal di rumah sendirian tanpa diberi uang, dan kedua anaknya diboyong ke Jakarta.
Kisahnya berawal ketika suami pindah kerja ke Jakarta untuk memperbaiki kehidupan. Kala itu belum ada pandemi Corona, sehingga dia bisa diterima kerja di pabrik pada bagian produksi.
Tapi karena gaji kecil, dia tak bisa memboyong anak istri. Hanya 3 bulan sekali dia pulang dalam rangka setor benggol dan bonggol tentunya.
Rupanya Ny. Sutilah ini termasuk wanita berhasrat tinggi, jarang dapat asupan cinta dari suami, lalu menerima godaan dari lelaki lain di luar rumah.
Meski usia menjelang kepala empat, dia memang masih nampak cantik menarik. Karenanya ada sejumlah lelaki yang mencoba menggodanya. Salah satunya masuk nominasi, dan mulailah dia mesum bersama Ngatino, 38, tetangga sendiri.
Sejak ada Ngatino di sampingnya, Sutilah tak begitu merindukan bonggol suami, kecuali benggolnya. Prinsipnya mungkin, buat apa mikirin bonggol yang jauh, lha wong bonggol yang dekat dan fresh juga ada.
Karenanya sekarang Sutilah hepi-hepi saja jauh dari suami. Suami sendiri dulu 3 bulan sekali pulang, kini juga diulur jadi nggak pernah pulang dengan alasan PSBB.
Serapat-rapat Sutilah mengemas aksi mesumnya bersama Ngatino, lama-lama ada yang memberi tahu Anwar Asbes bahwa istrinya punya PIL.
Dia marah sekali, ketika suami kerja membanting tulang di Ibukota, kok istri di rumah malah “banting-bantingan” dengan lelaki lain. Maka dia segera pulang ke Paron untuk bikin perhitungan. Dengan Ngatino yang telah mengobok-obok istrinya?
Bukan! Soalnya ketika tiba di rumah dia sama sekali tak pernah mengajak dialog dengan Ngatino. Kepada istrinya pun juga menjadi irit bicara. Sambil jaga jarak sesuai prokes, Anwar Asbes hanya bilang,
“Silakan kamu puas-puaskan bersama selingkuhanmu di rumah, kedua anak kita akan saya bawa ke Jakarta.” Langsung kedua anaknya yang masih balita usia 4 dan 2 tahun itu dibawa paksa.
Sutilah mencoba mempertahankan tanpa guna. Dan sejak itu, pettt.......Anwar Asbes tak pernah menelpon istrinya. Jangankan telpon, nafkah lahir berupa uang pun sama sekali tak pernah diberikan.
Benar-benar Sutilah dipaksa menjalani “karantina” mandiri tanpa pemeriksaan Genose maupun PCR. Dia dikucilkan di rumah sendirian, karena kebetulan Anwar Asbes juga bukan orang asli daerah itu, sehingga tak ada famili yang mencoba mengingatkan akan kekejamannya.
Ngatino sendiri setelah tahu Anwar Asbes pulang dan memboyong kedua anaknya, jadi enggan mendekati Sutilah.
Jadi lengkaplah penderitaannya. Sudah dikucilkan suami sampai bagaikan janda, Ngatino juga tak pernah setor bonggol apa lagi benggol. Gara-gara ini Sutilah menjadi stress karenanya.
Keluarga pihak Sutilah pernah kontak Anwar Asbes, agar jangan menelantarkan istri sampai sebegitu kejamnya. Tapi Anwar hatinya memang seperti asbes, keras, tak mudah dipengaruhi.
Akhirnya belum lama ini Sutilah ditemukan mati gantung diri, setelah beberapa kali gagal. Kalau begini, sebetulnya salah siapa sehingga Sutilah sampai punya PIL. Dianggap Salalah alias: semua salah Sutilah! (Clicks Com/Gunarso TS)