ADVERTISEMENT

Cuma Direken Suami Kontrak, Bini Tewas Ditusuk Lehernya

Senin, 26 April 2021 07:30 WIB

Share
Karikatur Nah Ini Dia: Cuma Direken Suami Kontrak Bini Tewas Ditusuk Lehernya. (kartunis: poskota/arif's)
Karikatur Nah Ini Dia: Cuma Direken Suami Kontrak Bini Tewas Ditusuk Lehernya. (kartunis: poskota/arif's)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

NIKAH sudah 11 tahun lamanya dan 2 anak telah lahir, tapi Ny. Mahyani (29) ngereken Kosim (20) seperti suami kontrak saja. Bagaimana tidak? Saat pernah cerai untuk rujuk minta tebusan Rp20 juta. Tapi setelah rujuk, masih juga cari PIL. Habis kesabaran Kosim, saat telepon WIL langsung ditusuk hingga wasalam.

Istilah “kawin kontrak” sudah lama terdengar di kawasan Puncak. WNA yang tak
tahan dinginnya Puncak, cari “obat anget” dengan mengawini wanita muda barang
beberapa jam atau hari. Mereka dinikahkan pula oleh penghulu, sehingga dengan tenang menikmati “wisata seks” halal. Praktek “ngakali Gusti Allah” ini sering terjadi di Puncak dan beberapa kali dibongkar polisi.

Kosim warga Ampenan (NTB) sejak tahun 2010 menikahi Mahyani. Tapi
sepanjang usia perkawinannya itu dia tak pernah merasa tenang dan bahagia. Soalnya sang istri lagaknya seperti partai, suka main dua kaki. Maksudnya, meski sudah punya suami Kosim, tapi dia suka main api dengan berhubungan dengan  cowok lain. Pernah ketahuan, politik main dua kaki Mahyani ini berlanjut sampai main “empat kaki” di hotel. Tentu saja Kosim marah besar dan Mahyani pun diceraikan, kedua anaknya dalam asuhan Kosim sendiri.

Ternyata hidup menduda dengan dua anak kecil, sungguh merepotkan. Sebab si
anak sering menangis rindu ibunya. Benar-benar Kosim bernasib seperti Jaka Tarub
dalam legenda Jawa, gendong bayi ke sana-kemari gara-gara si anak selalu merindukan Dewi Nawangwulan sang ibu yang telah kembali ke kahyangan.

Demi anak-anak, terpaksa Kosim merayu Mahyani untuk kembali rujuk. Apa
jawab ibunya anak-anak ini? “Saya siap rujuk asalkan kamu bayar Rp20 juta. Itung-itung kita kawin kontrak....,” kata Mahyani seperti tanpa ekspresi. Lagi-lagi demi anak, Kosim terpaksa memenuhinya. Setelah transfer Rp20 juta, keduanya pun rujuk kembali lewat KUA. Honda Scopy yang sudah beberapa bulan nganggur itu dipacu kembali. Ngelitik sedikit nggak apalah, demi anak-anak.

Kembali Kosim-Mahyani jualan buah pakai mobil seperti sebelum bercerai. Tapi
karena nawaitunya Mahyani sekedar kawin kontrak, hanya baru beberapa bulan nikah dia sudah cari gara-gara lagi. Diam-diam dia menjalin asmara dengan lelaki lain. Ditegur Kosim, jawabnya menyakitkan sekali, “Namanya kawin kontrak, jaga-jaga setelah jatuh tempo, saya kan harus cari kompanyon baru.”

Coba, apa nggak nyakitin itu namanya? Paling gila, beberapa hari lalu Mahyani
terima telpon dari cowok lain di depan suaminya, di kala tengah dagang buah. Habis
telpon dengan entengnya dia minta izin bahwa tak bisa bantu dagang karena mau nemui PIL-nya. Tentu saja Kosim tersinggung berat, dianggap apa suami ini? Mau selingkuh saja kok pakai pamitan segala.

“Sono selingkuh terus sampai gempor!” jawab Kosim sambil menyambar pisau
buah dan langsung ditusukkan ke leher istrinya, jleb.....! Kontan Mahyani terkapar mandi darah. Dibantu sejumlah orang Mahyani dilarikan ke RS Ampenan. Ternyata pihak RS tak sanggup, karena peralatan kurang. Bini Kosim itu dilarikan ke RS Mataram. Tapi sayang seribu kali sayang, tiba di RS ternyata Mahyani sudah wasalam karena kehabisan darah.

Polisi pun menangkap Kosim sebagai pelakunya. Dalam pemeriksaan di Polres
Mataram Kosim sumpah-sumpah tak sengaja bunuh istri. Maksudnya sekedar kasih
pelajaran, tapi ternyata tusukan itu mengenai bagian vital. Kosim langsung ditahan dan menjadi tersangka. Kata polisi, suami Mahyani ini terancam penjara 15 tahun.

Kasih “vaksin” kok pakai pisau dan di leher lagi, ya wasalamlah! (gts)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT