Rektor Universitas Pancasila nonaktif Prof Edie Teot Hendratno alias ETH didampingi kuasa hukum saat mememuhi panggilan penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya.(Poskota.co.id/Angga Pahlevi)

Kriminal

Rektor UP Nonaktif Akan Diperiksa Lagi soal Dugaan Pelecehan Seksual

Jumat 01 Mar 2024, 12:03 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Rektor Universitas Pancasila (UP) nonaktif, Edie Toet Hendratno (ETH) kembali dipanggil Polda Metro Jaya pekan depan, Selasa (5/3/2024) atas laporan terduga korban pelecehan seksual DF.

"DF adalah pelapor kedua yang melaporkan Edie Toet ke Bareskrim Polri, kini laporan tersebut sudah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi pada Kamis (29/2/2024).

"Untuk LP yang satu lagi, yang pelapornya adalah Saudari DF, itu nanti akan dijadwalkan pengambilan keterangan (ETH) dalam rangka penyelidikan hari Selasa, tanggal 5 Maret 2024," ujarnya.

ETH yang berstatus Rektor UP nonaktif telah memenuhi panggilan pertama ke Direskrimum Polda Metro Jaya pada Kamis (29/2/2024). Ia diperiksa karena adanya laporan terduga korban bernisial RZ.

"Sekitar pukul 10.00-12.00 WIB terlapor hadir di Subdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk diambil keterangan atas laporan sdri RZ. Dan pemeriksaan berjalan selama dua jam dalam rangka penyelidikan," ungkap Perwira menengah (Pamen) jebolan Taruna Akpol angkatan 1998 itu.

Sebelumnya, ETH memenuhi panggilan penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya atas dugaan pelecehan seksual kepada dua pegawai UP di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Pantauan Poskota.co.id, ETH didampingi kuasa hukum Faizal Hafied saat mendatangi gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Kamis (29/2/2024) sekitar pukul 10.00 WIB.

Sementara sekitara pukul 13.00 WIB, Rektor UP nonaktif itu keluar dari gedung dan langsung menemui para wartawan yang sudah menunggu di luar.

"Pertama hari ini tidak menanggapi hasil soal pemeriksaan, tapi mau mengucapkan rasa terima kasih dulu karena anda (wartawan-red) menunggu lama. Alhamdullilah tadi wawancara berjalan dengan lancar," ujar ETH didampingi kuasa hukum di gedung Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (29/2/2024) siang.

Ia menuturkan proses hukum memang seperti ini jadi tidak ada yang luar biasa.

"Saya senang karena bisa mengungkapkan yang sebenarnya. Tapi selanjutnya karena kami punya penasehat hukum biar beliau yang cerita," tukasnya.

Sementara Faizal Hafied mengatakan, tidak akan membicarakan soal materi pertanyaan dan kualifikasi klien ke penyidik.

"Yang kita sampaikan sekarang beliau rektor berprestasi dan diakui sehingga kami yakini bahwa tidak akan ada LP yang dilayangkan apabila tidak ada proses pemilihan rektor. Jadi ini kental sekali politisasi pada saat bersamaan dengan pemilihan rektor karena satu sisi beliau ini kandidat yang akan bakal dicalonkan kembali," ujar Faizal.

Pemilihan rektor pada Maret, lanjut Faizal, laporan ini sangat kental sekali karena bertepatan pemilihan rektor. Sehingga dengan ada pelaporan sehingga mendeskreditkan klien.

"Hal ini dalam menjadi pembunuhan karaktek bagi klien kami. Seharusnya klien kami ini dengan prestasinya luar biasa masih bisa melanjukan untuk proses selanjurnya tapi ada laporan-laporan yang  waktu sudah sangat lama bahkan nasib kerja di UP sendiri yang menyebabkan banyak tersebar berita-berita yang kurang tepat dan pas beberapa hari belakangan ini," tuturnya.

Ia mengklarifikasi, bahwa semua yang informasi yang beredar ini adalah berita tidak tepat dan akurat. Berita yang menyesatkan dan merupakan pembunuhan karakter kliennya.

"Di mana diketahui beliau ini merupakan rektor berprestasi, sangat baik , dan akan disipkan terus melanjutkan kepemimpinannya di Universitas Pancasila melaksanakan hal-hal baik namun karena ada proses pemilihan ini ada laporan-laporan terhadap beliau yang ingin disampaikan," bebernya.

Dengan demikian, bagi pelapor agar dapat sadar karena sudah lama kejadian dan jangan sampai menjadi proses  yang mana sangat politis berkaitan dengan pemilihan rektor.

"Jika Seandai tidak ada pemilihan rektor pada Maret ini maka diyakini tidak ada laporan polisi terhadap klien kami," tutupnya.

"Jadi penegasan kami ini berupa politisasi mendekati pemilihan rektor. Artinya kejadian ini ditudukan bahwa kejelasan  keterangan dan sebagai macamnya bahwa itu hanya asumsi orang-orang  pribadi tidak ada bukti sama sekali," ungkapnya.(Angga Pahlevi)

Tags:
pelecehan-seksualUniversitas PancasilaPolda Metro Jayaedie toet hendratnorektor up nonaktif

Angga Pahlevi

Reporter

Febrian Hafizh Muchtamar

Editor