Kopi Pagi

Kopi Pagi Harmoko: Debat Bermartabat

Kamis 07 Des 2023, 07:00 WIB

".. Makna debat yang sesungguhnya adalah mencari sahabat, dengan mengedepankan perilaku bermartabat. Bukan mencari menang dengan cara saling menghujat.”
-Harmoko-
 

Debat Capres-Cawapres merupakan tahapan dalam kampanye yang digelar setiap penyelenggaraan pesta demokrasi, lima tahun sekali.

Debat Capres-Cawapres, bukan kali pertama akan digelar untuk pilpres 2024.

Sejak era reformasi, sejak presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung tahun 2004, debat capres-cawapres mulai diagendakan sebagai bagian dari kampanye pilpres. 

Debat disiarkan secara langsung melalui sejumlah stasiun televisi sehingga rakyat dapat menyaksikan bagaimana para capres-cawapres menyampaikan visi dan misinya.

Bagaimana gestur tubuh ketika mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, menerima kritikan serta menyanggah kritik dari lawan politiknya.

Masyarakat juga dapat menyaksikan langsung bagaimana reaksi spontan yang muncul ketika diserang, didebat, argumentasinya dipatahkan serta bagaimana ketika membalasnya.

Melalui debat capres-cawapres ini, publik tak hanya dapat mencerna pendalaman visi dan misi, tetapi penguasaan materi masing-masing paslon.

Di balik itu, sejatinya publik dapat menengarai karakter masing-masing calon pemimpin bangsa. 

Ini terkait dengan bagaimana pengendalian diri ketika berdebat, beradu argumentasi.

Sifat santun, bijak dan tidak emosional dalam menyikapi situasi akan terpancar dari reaksi spontan.

Menghargai perbedaan pendapat, bukan memaksakan pendapat, boleh jadi akan menambah poin tersendiri, karena sikap yang demikian menjadi bagian dari perilaku yang disebut bermartabat.

Patut diingat bahwa debat capres-cawapres hendaknya tetap merujuk kepada nilai-nilai luhur budaya bangsa, Pancasila.

Bukan demokrasi negara lain.

Negara yang maju demokrasinya dijadikan pembanding, betul adanya, tetapi menjadi salah kaprah, bener ora lumrah, jika menjadikannya sebagai pedoman utama.

Debat capres-cawapres adalah pemaparan dan pendalaman visi dan misi ke depan, bagaimana negeri akan dibangun menjadi lebih baik lagi, rakyatnya dimakmurkan, disejahterakan sebagaimana tujuan negeri ini didirikan.

Kesenjangan sosial ditiadakan dengan yang berarti tidak sebatas mengejar pertumbuhan, tetapi pemerataan hasil pembangunan, pemerataan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan sebagian, apalagi segelintir orang.

Saya meyakini semua pasangan calon presiden-wakil presiden bertekad kuat untuk memajukan Indonesia.

Memiliki niat dan cita-cita luhur menjadikan bangsa Indonesia tangguh dalam segala sektor kehidupan, tak hanya di dalam negeri, juga di dunia.

Bahwa untuk menuju ke sana, masing-masing beda cara, itu yang mestinya dihormati.

Maknanya perbedaan adalah keniscayaan, termasuk dalam visi dan misi, jalan yang hendak ditempuh menuju sasaran akhir.

Masing-masing boleh beda pendapat dan itu harus dihormati, karenanya tak harus dipaksakan ada titik temu karena memang beda konsep.

Tak ubahnya beda pilihan bisa diperdebatkan, tapi tak bisa dipaksakan.
Biarkanlah publik yang  menilai konsep mana yang paling logis, realistis, cocok, baik dan benar untuk diterapkan di negeri kita saat ini. 

Dalam berdebat sedapat mungkin jauhkanlah upaya menjatuhkan lawan dengan mengumbar aib pribadi.

Mampu menahan emosi, santun dalam bertutur kata, serta hilangkanlah ego paling benar dan harus menang sendiri.

Dalam perdebatan sebenarnya tidak ada istilah menang dan kalah. Yang ada hanya merasa menang dan merasa kalah.

Begitu juga dalam debat capres dan cawapres, hendaknya tidak mencari siapa menang dan siapa kalah.

Kemenangan sesungguhnya akan teruji pada 14 Februari 2024, saat pencoblosan.

Karena itu masing-masing pasangan hendaknya bersikap lebih kepada meyakinkan publik bahwa dirinya menguasai permasalahan yang dihadapi bangsa.

Memiliki solusi cepat dan tepat untuk mengatasi masalah dimaksud, serta berkemampuan membawa bangsa menjadi mandiri, maju dan sejahtera.

Itu lebih penting ketimbang berharap tepukan tangan yang sangat meriah di ruang debat yang belum tentu di luar sana sama meriahnya, seperti dikatakan Pak Harmoko dalam kolom “Kopi Pagi” di media ini.

Sejatinya, orang berdebat dan saling kritik hanya akan produktif dan menuju kebaikan bila antara mereka mengedepankan perilaku bermartabat, yakni adanya saling percaya dan hormat menghormati serta memperlakukannya secara etis. 

Itulah sebabnya makna debat yang sesungguhnya adalah mencari sahabat, dengan mengusung perilaku bermartabat. Bukan cari menang dengan cara saling menghujat.

Rakyat berharap debat capres-cawapres yang mulai digelar 12 Desember 2023, berlangsung secara sehat, bersahabat dan bermartabat. (Azisoko)


.


 


 

Tags:
Kopi PagiKopi pagi HarmokoDebat BermartabatH. Harmokoazisoko

Administrator

Reporter

Administrator

Editor