ADVERTISEMENT

Obrolan Warteg: Poros Baru, akankah Layu Sebelum Berkembang

Sabtu, 9 September 2023 08:56 WIB

Share

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

WACANA pembentukan poros baru akankah  “layu sebelum berkembang”.

Di awal begitu santer diwacanakan, bahkan sejumlah pihak mendukung , jika Demokrat, PPP dan PKS bergabung menjadi kekuatan baru menghadapi Pilpres 2024.

Peluang memenangkan suara terbuka, sebagaimana parpol koalisi yang lain, apalagi jika dilatarbelakangi dengan kondisi yang sama, jika tidak disebut adanya persamaan nasib. Tetapi wacana tersebut sepertinya kian meredup.

Wacana poros baru yang makin menipis juga diakui Jubir PPP, Achmad Baidowi. Awalnya poros baru atau koalisi baru memang santer diwacanakan untuk terealisasi, kata Baidowi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (8/9/2023).Tetapi melihat kondisi politik saat ini, wacana tersebut semakin sulit terwujud.

“Padahal kalau bergabung memiliki kekuatan untuk berkompetisi. Ada kekuatan baru yang cukup diperhitungkan,” kata Heri mengawali obrolan warteg bersama sohibnya, mas Bro dan Yudi.

“Jika Demokrat, PPP dan PKS bergabung memenuhi syarat mengajukan paslon capres – cawapres sendiri karena memiliki 123 kursi di DPR,” kata Yudi.

“Semakin banyak poros, masyarakat juga memiliki banyak pilihan. Tidak cukup tiga, tetapi ada empat, bila perlu lima seperti pemilu di awal reformasi,” kata Heri.

“Saya juga setuju. Yang penting jangan cuma dua poros karena terkesan hanya memberi satu pilihan, kalau tidak pilih A, ya B,” ujar mas Bro.

“Betul juga, Dalam ujian saja, kita diberi 5 jawaban alternatif dari huruf A sampai E.Maksudnya agar memilih jawaban yang paling benar. Begitu juga dengan lima poros, lima paslon, kita dapat memilih paslon mana yang terbaik,” kata Heri.

“Ujian beda kali dengan pencoblosan?,” kata Yudi.

Halaman

ADVERTISEMENT

Berita Terkait

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT