Obrolan, Warteg, pengunjung, Obrolan Warteg, ramai pengunjung, tempe tahu dan daging, menghilang dari pasaran, obrolan para pengunjung Warteg,.
SIANG itu Warteg ( Warung Tegal) yang terletak di ujung gang terlihat ramai pengunjung yang berarti banyak pembeli.
Warteg ini terkenal komplit, menunya rowa (banyak ragamnya). Lauk apa saja ada. Dari sayur asem, lodeh, tumis kangkung, sawi sampai sop.
Dari orek tempe, telor dadar, ayam hingga daging pun tersedia.
Hanya saja beberapa hari lalu, gak tersedia tempe tahu dan daging karena menghilang dari pasaran.
Yah, soal kenaikan harga juga tak lepas dari obrolan para pengunjung Warteg.
Mulai dari minyak goreng, harga kedelai yang terus-terusan naik setiap tahun hingga produsen tempe tahu mogok produksi.
Belakangan harga daging sapi ikutan naik, pedagang pun mogok jualan.
Kini, di mini market minyak goreng sudah satu harga Rp14.000 per liter, tetapi barangnya sulit didapat.
Di sejumlah minimarket kosong, yang jual ada tetapi barangnya nggak ada.
Mini market ada di mana- mana, tetapi migor murah belum tentu ada di mana- mana.
"Betul pak, istri saya kemarin juga ke supermarket, migor katanya lagi kosong," kata pengunjung Warteg, sebut saja namanya Yudi.
"Iya kata istri saya juga bilang begitu. Tapi kalau masker di pinggir jalan banyak yang jual," timpal Heri, rekannya.
"Lebih penting mana migor sama masker?" tanya Yudi.
"Dua- duanya sama pentingnya. Masker untuk jaga kesehatan, mencegah penularan virus Omicron yang lagi merebak," jawab Heri.
Makanya kalau kemana- mana jangan lupa pakai masker karena virus corona dan variannya ada di mana- mana.
"Tetangga saya sekeluarga kena omicron. Suami istri dan dua anaknya lagi isoman" tambah Yudi.
Iya juga, virus corona tak terlihat nyata, tetapi ada di mana- mana. Kita harus waspada.
Coba kalau migor murah yang jelas terlihat nyata, ada di mana- mana. Bahagianya kita..
Itulah obrolan Warteg, obrolan rakyat kecil. (jokles)