JAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Dalam kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), selebriti Lesti Kejora ibarat ketemu buah simalakama. Dimakan bapak mati, tidak dimakan ibu mati.
Pasalnya, jika Rizky Billar tetap ditahan dengan tidak mencabut laporan, maka akan menjadi beban psikologis bagi istri dan anaknya.
Sebaliknya, bila dicabut laporan, tabiat Rizky Billar yang ringan tangan bisa jadi ancaman buat Lesti ke depannya.
"Prilaku KDRT itu tabiat yang sulit disembuhkan. Ketika ditampilkan ke publik, saya melihat Rizky Billar ini mengalami depresi. Tindakannya kalau tidak diobati akan menyakiti dirinya sendiri atau orang lain. Meski Lesti sudah mencabut laporan polisi, tidak menghilangkan depresi yang dialaminya," ujar Ketua Women Incubator Solidarity Humanity(WISH) Marina Lipesik kepada Poskota.Co.Id di Jakarta (15/10/2022).
Agar tak bertemu buah simalakama, ujar aktivis perempuan yang banyak menangani kasus-kasus KDRT ini, harus dimulai dengan pengakuan Rizky Billar bahwa dia mengalami depresi.
"Harus ada bantuan profesional yang bisa mendampingi Rizky Billar agar depresinya sembuh. Kebetulan di komunitasku juga banyak pendampingan kasus-kasus KDRT. Yang selama ini kita temui, suami yang suka melakukan KDRT tidak bisa berubah, bahkan akan berulang di kemudian hari," paparnya.
Orang yang depresi biasanya cenderung punya perilaku menyakiti diri sendiri atau orang lain. Jadi jika mau berubah, maka dia harus mau mengakui ada yang salah dengan dirinya dan butuh pertolongan untuk sembuh dan berubah
Karena itu, lanjut ahli kesehatan mental ini, Rizky Billar harus menyadari ada kesalahan pada dirinya. Dan ada kemauan untuk search for help (mencari pertolongan). Sayangnya, jumlah pelaku KDRT yang mau menyadari kesalahannya kecil banget.
"Lebih banyak perempuan mencari pertolongan. Kan jelas Lesti ini posisinya korban kan, harusnya kita melakukan pendampingan psikologis buat si istri juga," ujarnya.
Marina mengungkapkan bahwa korban KDRT itu setelah melakukan kejahatannya sejatinya tidak bisa melakukan apa-apa.
"Pikirannya itu udah blank, kosong, dia tidak bisa apa-apa. Harus dilakukan pendampingan psikologis," jelasnya.
Dengan ditahannya Rizky Billar, menurut Marina, untuk sementara prilaku buruknya berhenti. Karena ada semacam syock therapy buat pelaku. Karena sudah dipermalukan dengan ditampilkan ke publik. Untuk sementara waktu dia bisa ngerem dengan perbuatannya.
"Kalau bisa mengambil sisi postif pada Rizky Billar, kenapa ia tak bisa menahan amarahnya. Rizky Billar harus menyadari dengan dilaporkan kemudian insyaf. Kalau insyaf berarti dia menyadari mengapa dia tidak bisa mengontrol emosinya. Padahal dia tau, Lesti ini tubuhnya lebih kecil, kalau tidak bisa mengontrol emosinya, bisa mati anak ini," urainya.
Marina menilai, hingga saat ini tidak ada kesadaran pada Rizky Billar untuk menyadari bahwa dia mengidap depresi. Tapi yang ada hanya ingin menyakiti Lesti saja.
"Kalau dia menyadari, dia akan konseling ke psikolog. Kenapa Rizky tidak bisa mengontrol amarahnya. Kalau itu dilakukan, bisa menolongnya, KDRTnya hilang. Prilaku kekerasanya juga akan sirna," ucapnya.
Marina memprediksi kenapa Lesti mau mencabut laporan karena khawatir sama anaknya. Kalau suaminya ditahan akan ada sejarah yang tidak dihapus.
"Dalam perjalanan sejarahnya, Lesti akan membayangkan bahwa aku pernah memenjarakan suamiku, aku pernah memenjarakan bapak anak-anakku. Ini yang berat dari sisi perempuan. Bagaimana pun Rizky Billar suaminya. Kan Lesti bilang, bagaimanapun dia ayah dari anak saya. Itu benar apa yang dirasakan dari sisi perempuan. Kalau nggak punya anak, nggak masalah," ujarnya.
Tapi, lanjut Marina, Rizky bakal menanggapinya dengan dendam. "Aku dipermalukan, aku merasakan ditahan, dipertontonkan ke publik, kalau sikapnya seperti itu, akan terulang lagi.Rata-rata mereka juga tidak merasa bersalah, dan cenderung state of mind-nya adalah menyalahkan korban.," bebernya.
Kalau pun Lesti sebagai selebrity ada pengawas, pembantunya, manajemennya, ada yang bisa jaga dia, sambung Marina, kekerasan yang muncul bakal dalam bentuk lain.
"Mungkin fisik dia nggak berani, karena bila mengulang lagi akan langsung dijeblosin ke penjara. Tapi kekerasan verbalnya akan lebih parah. KDRT itu ada dua macam, kekerasan verbal dan fisik. Kalau fisik ada buktinya, diobatin sembuh. Tapi kalau kekerasan verbal, ini yang sering disepelekan," jelasnya.
Karena itu, Marina meminta Rizky untuk jujur menyadari kesalahan dirinya.
"Umumnya dalam kasus KDRT, mindset pelaku akan selalu menyalahkan korbannya. Pelaku tidak pernah berubah, karena yang salah itu dia. Untuk memanajemen kemarahan dia, harus dibantu orang profesional untuk search for help. Baru akan berubah pada diri Rizky Billar," tandasnya.