Rencana Pembangunan PLT Geotermal Dinilai Ancam Kehidupan Masyarakat Padarincang Banten Dampaknya Menakutkan

Sabtu 15 Okt 2022, 17:24 WIB
Aksi masyarakat Padarincang, Kabupapten Serang, Banten, menolak rencana pembangunan PLT Geotermal di wilayahnya. (Ist)

Aksi masyarakat Padarincang, Kabupapten Serang, Banten, menolak rencana pembangunan PLT Geotermal di wilayahnya. (Ist)

SERANG, POSKOTA.CO.ID - Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) atau PLT Geotermal di Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Provinsi Banten dinilai mengancam kehidupan masyarakat Padarincang, Banten, menjadi momok yang dampaknya menakutkan bagi warga setempat. Megaproyek itu dikhawatirkan bakal merusak alam.

Terlebih, sebagian besar masyarakat menggantungkan hidupnya di alam, rata-rata mereka bekerja sebagai petani. Diketahui, PLT Geotermal rencananya akan dibangun di Gunung Prakasak.

Tak hanya itu, masyarakat juga khawatir akan dampaknya yang berpotensi menganggu kesehatan.

Hal itu diungkapkan tokoh masyarakat setempat, H Doif. Ia mengatakan pulau Jawa memang menjadi potensi besar sumber energi Geotermal.

Dengan potensi tersebut penggunaan teknologi geotermal sebagai pembangkit listrik kini sudah bisa menghasilkan 11 ribu megawatt dan itupun belum mencapai 5% dari total potensi 28 ribu megawatt yang ada. 

Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) program 35 ribu MW dan 7.000 MW direncanakan harus selesai ditahun 2023.

Pembangkit  listrik 35 ribu MW terdiri dari 16.200 atau 46 persen PLTU/MT, 9.207 atau 26 persen PLTG/GU/MG, 4.355 atau 12 persen PLTA/M/PS, 2.335 atau 7 persen PLTSP, dan 1.453 atau 4 persen PLTP, 1.293 atau 4 persen EBT lain, atau 467 atau 1 persen PLTD. 

"Dengan banyaknya potensi ternyata Pemerintah terus membangun Sumber baru ketenaga listrikan, salah satunya Geotermal yang ada di Padarincang Kabupaten Serang Provinsi Banten," ucapnya.

Kata dia, narasi ramah dan bersih ini menjadi sumber masalah baru yang ternyata bisa juga berdampak pada kehidupan masyarakat.

Dia mengungkapkan dampak itu di antarya Hydrogen sulfida (H2S) yang bisa menyebabkan mengiritasi mata, hidung, tenggorokan dan sistem pernapasan seperti mata perih dan terbakar, batuk, dan sesak napas.

"Orang penderita asma bisa menjadi tambah berat penyakitnya. Efek ini bisa tidak secara langsung dan baru terasa beberapa jam atau hari kemudian.

Berita Terkait

News Update