Investigasi Washington Post Tragedi Kanjuruhan Mencengangkan: 40 Gas Air Mata Ditembakkan ke Aremania

Jumat 07 Okt 2022, 14:47 WIB
Jurnal The Washington Post terkait investigasi tragedi Kanjuruhan yang ditayangkan pada Kamis (6/10/2022). (ist)

Jurnal The Washington Post terkait investigasi tragedi Kanjuruhan yang ditayangkan pada Kamis (6/10/2022). (ist)

Hasilnya,  ia mengatakan bahwa tragedi Kanjuruhan terjadi akibat tindakan polisi dan buruknya manajemen Stadion Kanjuruhan. Meski demikian ia menyatakan penanganan penonton di Stadion Kanjuruhan dengan menggunakan gas air mata adalah berlebihan.  

"Menembakkan gas air mata ke tribun penonton saat gerbang terkunci kemungkinan besar tidak akan menghasilkan apa-apa selain korban jiwa dalam jumlah besar. Dan itulah yang terjad," ujar Clifford Stott dalam wawacara Washington Post tersebut. 

Kronologi Tragedi Kanjuruhan 

Tidak sampai disitu, The Washington Post juga secara gamblang menuliskan dalam jurnalnya kronologis melalui waktu per waktu mejelang hingga terjadinya tragedi Kanjuruhan berdasarkan keterangan saksi yang merupakan penonton di Stadion Kanjuruhan saat kejadian. 

Pukul 21:39
Wasit meniup peluit akhir pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, tim rival di provinsi Jawa Timur. Sebagian besar penonton adalah fans Arema FC. Tim tuan rumah Arema FC kalah dari Persebaya Surabaya untuk pertama kalinya dalam 23 tahun. Saat pemain Arema FC mulai meninggalkan lapangan, beberapa suporter melompati pembatas untuk mendekati mereka.

Pukul 21:45
Ratusan penonton sudah berada di lapangan. Dua menit setelah para pemain dikawal keluar lapangan, petugas keamanan yang menjaga pintu keluar mulai mendorong mundur kerumunan, membubarkan para penonton. Ketegangan pun meningkat dengan cepat.

Di waktu yang hampir bersamaan petugas berseragam militer mulai mendorong penggemar kembali ke bagian sektor 11, 12 dan 13, menendang dan memukul penonton dengan tongkat dan perisai anti huru hara. Beberapa penonton terjatuh saat mereka mencoba memanjat pagar besi dan kembali ke tribun.

Sekitar pukul 21:50
Berdasakan rekaman video, polisi meningkatkan gas air mata dan flash bang. Asap yang disebabkan oleh suar dan gas melayang ke arah bagian tempat duduk di bagian selatan Stadion Kanjuruhan. Kondisi ini mengakibatkan penonton batuk-batuk dan perih pada bagian mata. Asap gas air mata menyelimuti bagian tribun 12 dan 13. Keterangan saksi teriakan dari penonton bergema dari dalam tribun tersebut.

Saat gas dan asap mengepul di tribun 12 dan 13 Stadion Kanjuruhan, banyak penonton melompat kembali ke lapangan untuk menghindarinya. Dari 10 saksi yang diwawancarai Washington Post, para penoton mencoba pergi dan mendapati pintu keluar terkunci. Dan membuat mereka kembali untuk masuk ke lapangan mencari jalan keluar lain.

Petugas kemudian menembakkan lebih banyak gas air mata ke ujung selatan stadion, beberapa langsung ke tribun. Beberapa saksi mengaku melihat puluhan orang bertumpuk satu sama lain. Bahkan diantaranya tertumpuk penonton lain yang telah meninggal dunia. 

Video permintaan maaf oknum TNI yang diduga melakukan tindakan kekerasan saat Tragedi Kanjuruhan. (poskota tv) 

Berita Terkait

News Update