Investigasi Washington Post Tragedi Kanjuruhan Mencengangkan: 40 Gas Air Mata Ditembakkan ke Aremania

Jumat 07 Okt 2022, 14:47 WIB
Jurnal The Washington Post terkait investigasi tragedi Kanjuruhan yang ditayangkan pada Kamis (6/10/2022). (ist)

Jurnal The Washington Post terkait investigasi tragedi Kanjuruhan yang ditayangkan pada Kamis (6/10/2022). (ist)

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang menewaskan 131 penonton terus menjadi sorotan media asing. Salah satunya media ternama Amerika Serikat, The Washington Post yang melakukan investigasi terhadap peristiwa yang terjadi pada Sabtu, 1 Oktober 2022 lalu pasca pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
 
Dalam jurnal yang diterbitkan pada Kamis (6/10/2022) kemarin, Washington Post melakukan investigasi dengan menggali keterangan dari berbagai sumber. Termasuk dari para suporter yang menjadi saksi saat kejadian. 

Dari keterangan yang diperoleh para saksi yang merupakan Aremania suporter fanatik klub Arema FC diperoleh informasi sedikitnya 40 amunisi gas air mata ditembakkan polisi ke arah kerumunan penonton dalam rentang waktu 10 menit menjadi pemicu tragedi Kanjuruhan.

Hal tersebut disebutkan sebagai sebuah pelanggaran dalam pedoman pengamanan dan keamanan untuk sebuah pertandingan sepak bola. Baik dari regulasi federasi sepak bola lokal maupun internasional.  

 

Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.(Foto: Tangkapan layar video)

Tembakan puluhan amunisi gas air mata tersebut membuat penonton yang memadati Stadion Kanjuruhan panik dan berhamburan menuju pintu keluar. Namun ironisnya,  beberapa pintu keluar yang seharus terbuka menjelang pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya malah tertutup. 

Akibatnya banyak penggemar terinjak-injak hingga tewas dan tertimpa tembok serta pintu gerbang besi yang tertutup. 

Disebutkan The Washington Post, temuan informasi itu terlihat berdasarkan dari rekaman lebih dari 100 video dan foto dan keterangan 11 saksi serta analisa dari pengamat maupun pakar yang memiliki kompetensi dalam penanganan keamanan massa.  

Dimana penembakan gas air mata oleh polisi menyebabkan penonton berhamburan untuk menyelamatkan diri. Di antaranya dengan mengarah ke tengah lapangan. Namun tragis untuk penonton di tribun selatan Stadion Kanjuruhan yang menjadi lokasi terbanyak korban tewas.   

Menurut saksi mata kepada The Washington Post, terkuncinya pintu keluar di tribun selatan Stadion Kanjuruhan menjadi pemicu kepanikan ribuan penonton Aremania.
  

Dari video ekslusif yang diperoleh Washington Post menggambarkan bahwa polisi menembakkan sedikitnya 40 gas air mata tak lama setelah pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya berakhir. Bukan hanya ke lapangan namun gas air mata juga melayang kea rah tribun 11, 12 dan 13. 

 

Petugas berpakaian militer tengah menindak penonton yang masuk ke dalam lapangan saat tragedi Kanjuruhan (ist)

Bahkan polisi yang berjaga di depan tribun 13 menembakkan gas air mata ke lapangan dan mendorong penonton untuk tetap duduk di bangku mereka. Tak ayal Aremania yang panik secara serentak berlarian ke arah pintu keluar yang mengakibatkan penumpukan di pintu keluar yang hanya meliliki kapasitas untuk dua orang melintas sekaligus.  

Dalam jurnalnya video targedi Kanjuruhan yang diperoleh The Washington Post ini dipelajari Clifford Stott, profesor di Universitas Keele di Inggris dimana tindakan polisi saat melakukan pengamanan saat terjadi kerusuhan suporter di Satdion Kanjuruhan.

Berita Terkait

News Update