ADVERTISEMENT

Komnas HAM: Ada Pelanggaran HAM di Tragedi Kanjuruhan, Mengarah Pada Penembak Gas Air Mata

Kamis, 6 Oktober 2022 18:32 WIB

Share
Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.(Foto: Tangkapan layar video)
Detik-detik sebelum terjadinya tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.(Foto: Tangkapan layar video)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

YOGYAKARTA, POSKOTA.CO.ID - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) terus melakukan penelusuran mendalam guna menngusut tuntas terjadinya Tragedi Kanjuruhan yang mengakibatkan ratusan nyawa melayang sia-sia.

Wakil Ketua Komnas HAM, Munafrizal Manan menyebutkan, dari sejumlah hasil penyelidikan tim Komnas HAM di Malang, terdapat indikasi pelanggaran HAM dalam tragedi maut itu.

"Ya nanti akan dipaparkan kesimpulan akhir. Kalau sekarang kan baru temuan-temuan sementara. Tapi memang ada indikasi ke arah pelanggaran hak asasi manusia," kata Munafrizal, dikutip dari detikjateng, Kamis (6/10/2022).

Kendati tidak menyebutkan nama institusi, Munafrizal mengatakan bahwa pelanggaran HAM itu mengarah ke pihak yang menembakkan gas air mata.

"Ya yang menembak gas air mata siapa," ucap dia.

Selain itu, tambahnya, indikasi adanya pelanggaran HAM tersebut menyeruak, dengan pertimbangan banyaknya jumlah korban yang meregang nyawa.

Sejauh ini, Komnas HAM, lanjut Munafrizal, masih terus menyelidiki apakah ada unsur pembiaran atau tidak, termasuk soal penggunaan gas air mata di dalam stadion yang kemudian menimbulkan kepanikan para penonton.

Sebab, dalam aturan FIFA, penggunaan gas air mata untuk pengendalian massa di stadion tidak diperbolehkan.

Sebelumnya, anggota Komnas HAM, Choirul Anam mengatakan, setelah melakukan pendalaman langsung dengan cara meminta keterangan dari sejumlah pihak mulai dari Aremania hingga pemain Arema FC, ditemukan bahwa invasi yang dilakukan oleh suporter tidak ada keterkaitan dengan maksud ingin menyerang pemain di lapangan.

"Jadi kan selama ini ada beberapa, di awal-awal dikembangkan bahwa kericuhan atau kekerasan terjadi ketika suporter merangsek ke lapangan. Yang kita telusuri, ke tengah lapangan terus dikatakan bahwa itu mau menyerang pemain. Kami telusuri itu. Jadi kami dengan beberapa Aremania, termasuk juga mengkroscek informasinya dengan para pemain. Jadi mereka merangsek itu memang mau memberikan semangat, berkomunikasi dengan pemain," kata Anam dalam video keterangannya, dikutip Rabu (5/10/2022).

Halaman

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Komentar
limit 500 karakter
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE.
0 Komentar

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT