ISRAEL, POSKOTA.CO.ID - Seorang pejabat senior dari Indonesia tiba di Israel dalam sebuah kunjungan rahasia.
Sementara Indonesia tidak menjalin hubungan diplomatik dengan Israel.
Demikian dilaporkan media Israel.
Sumber ini mengungkapkan kepada i24News pekan ini.
Sebelumnya delegasi investor Israel dan spesialis teknologi dan perdagangan mengunjungi Indonesia pada Agustus lalu.
Volume perdagangan langsung dan tidak langsung antara Israel dan Indonesia mencapai sekitar $ 500 juta per tahun.
Sumber tersebut juga menyebutkan delegasi dari Pakistan mengunjungi Israel. Negara tersebut juga tidak memiliki hubungan resmi dengan Yerusalem.
Empat dari sembilan delegasi tinggal di negara Asia Selatan sementara yang lain adalah orang Amerika Serikat terkemuka asal Pakistan dan seorang imam Pakistan Inggris.
Mantan Menteri Pembangunan dan mantan Ketua Dewan Kriket Pakistan Nasim Ashraf memimpin delegasi tersebut.
Seorang jurnalis dari stasiun berita Karachi juga merupakan bagian dari delegasi. Anggota lain lebih suka merahasiakan identitas mereka.
Delegasi tersebut melakukan tur keliling Israel dengan tema geopolitik, sejarah dan agama, warisan, budaya, dan teknologi, dengan penekanan pada teknologi pengelolaan air. Delegasi itu dijadwalkan bertemu dengan Presiden Isaac Herzog di Yerusalem akhir pekan ini.
Pakistan dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Namun Yerusalem pada awal tahun ini mengambil bagian dalam latihan angkatan laut skala besar di Laut Merah yang dipimpin Armada ke-5 Amerika Serikat bersama Pakistan dan sejumlah negara lain yang tidak memiliki hubungan diplomatik. Termasuk Arab Saudi, Oman, Komoro, Djibouti, Somalia, dan Yaman.
Israel mengutamakan kepentingan strategis tertentu atas Pakistan karena negara tersebut memiliki kemampuan nuklir operasional dan berbatasan dengan Iran.
Pakar Pakistan pada tahun lalu mengatakan negaranya membeli teknologi dari Israel dalam beberapa tahun terakhir untuk mengamankan gudang senjata nuklirnya.
Pendiri Institut Teologi Islam Melawan Terorisme Noor Dehari menunjukkan teknologi tersebut sebenarnya dibeli dari Inggris tetapi ditransfer oleh Pemerintah Israel. ***