ADVERTISEMENT
Terkuak Usai Tes Poligraf, Diperintah Sambo, Bharada E Sempat Berdoa Dulu Sebelum Menembak Mati Brigadir J
Jumat, 9 September 2022 18:45 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurutnya, psikolog menilai bahwa pribadi Richard (Bharada E) ini baik dan penurut. "Jadi ketika dihadapkan pada situasi di lingkungannya dia tidak bisa menolak. Termasuk adanya perintah atasan dia tak bisa menolak," paparnya.
Ronny juga mengatakan bahwa dari hasil assessment, Bharada E ini dekat sama ayahnya.
"Dengan kejadian ini, Bharada E mengaku terpukul, sehingga dia merasa tidak bisa membahagiakan orangtuanya," ucapnya.
Ronny membenarkan bahwa Bharada E ini penurut tapi menjadi eksekutor pembunuhan terhadap Brigadir J.
"Kembali lagi ke kronologis, ke TKP, dia ini pangkat paling rendah. Tidak punya kuasa untuk menolak. Dan perlu disampaikan waktu dipanggil dia ini yang terakhir, dia turun dan berdoa, waktu dia diperintah untuk menembak," jelasnya.
Jadi, lanjutnya, dia melihat dari fakta yang terjadi, Bharada E ini tidak berani menolak karena hirarki kepangkatan.
"Ini bukan perintah biasanya. Tapi ini perintah hirarki sesuai assesment psikolog bahwa dia ini penurut. Anak ini sejak kecil penurut. Hangat dengan orangtuanya. Bukan tipikal anak yang suka membantah," jelasnya.
Ketika terjadi perintah (menembak), lanjutnya, Bharada E ini sempat mengalami gejolak. Namun tidak bisa menolak.
"Dia sempat berdoa sebelum menembak. Dia menyampaikan bahwa (tindakan) ini salah, tapi tidak punya kuasa untuk menolak (perintah Ferdy Sambo)," ujarnya.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT